Bekerja Lembur Membuat Gerakan Irama Jantung Tak Beraturan?

Selasa, 05 September 2017 – 16:11 WIB
Stres kerja. Foto: Pixabay

jpnn.com - Orang yang biasanya bekerja lebih dari 35 sampai 40 jam seminggu mungkin berisiko tinggi mengalami atrial fibrillation, yakni kondisi detak jantung yang tidak teratur yang bisa menyebabkan stroke, gagal jantung dan kelelahan kronis.

Hal ini menurut laporan sebuah penelitian yang diterbitkan di European Heart Journal.

BACA JUGA: Manfaat Olahraga Kurang dari 1 Jam

Untuk penelitian ini, para peneliti mengikuti lebih dari 85 ribu pria dan wanita yang bekerja tanpa diagnosis atrial fibrilasi selama satu dekade, dimulai saat mereka berusia sekitar 43 tahun.

Selama masa studi, orang yang bekerja minimal 55 jam seminggu adalah 40 persen lebih mungkin mengalami fibrilasi atrium daripada mereka yang bekerja 35- 40 jam dalam seminggu.

BACA JUGA: Siloam Hospitals Sediakan Layanan Cepat Khusus Pasien Jantung

"Studi ini penting karena menunjukkan mekanisme potensial yang bisa menghubungkan jam kerja yang panjang dengan stroke," kata penulis utama studi, Dr Mika Kivimaki, seperti dilansir laman India Times, Minggu (3/9).

Untuk menilai hubungan antara jam kerja dan atrial fibrillation, Kivimaki dan rekannya memeriksa data pekerja di Inggris, Denmark, Swedia dan Finlandia.

BACA JUGA: Waspada, Kurang Tidur Bisa Meningkatkan Kematian

Ketika peserta mengikuti studi antara tahun 1991 dan 2004, sekitar 63 persen di antaranya bekerja dalam minggu kerja standar, yakni antara 35-40 jam kerja, sementara hanya 5,2 persen bekerja 55 jam atau lebih.

Jam kerja yang panjang dikaitkan dengan tingkat obesitas yang sedikit lebih tinggi, tidak aktif, merokok dan penggunaan alkohol.

Selama penelitian, 1.061 orang didiagnosis menderita atrial fibrillation. Hanya 10 persen dari mereka yang telah didiagnosis menderita penyakit jantung saat atrial fibrilasi ditemukan.

"Bagi saya, ini mungkin temuan paling mengejutkan," kata Kivimaki.

"Awalnya, saya pikir orang yang bekerja berjam-jam mungkin memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung koroner, yang kemudian meningkatkan risiko atrial fibrillation. Temuan kami menunjukkan adanya hubungan antara jam kerja yang panjang dengan atrial fibrilasi secara lebih langsung," jelas Kivimaki.

Pada fibrilasi atrium, impuls listrik di bilik jantung bagian atas menjadi kacau, menyebabkan bagian otot jantung bergetar dan bukan berkontraksi secara normal.

Akibatnya, darah tidak bergerak juga ke ruang bawah jantung. Hal ini bisa menyebabkan terbentuknya bekuan darah, yang kemudian bisa berjalan melalui arteri ke otak dan menyebabkan stroke.

Penelitian ini bukan eksperimen terkontrol yang dirancang untuk membuktikan bahwa bekerja terlalu banyak secara langsung menyebabkan atrial fibrillation.

Keterbatasan lainnya termasuk kurangnya data tentang jenis pekerjaan yang dikerjakan orang atau apakah mereka biasanya bekerja siang atau malam.

"Orang mungkin telah mengganti pekerjaan, jam kerja atau shift mereka selama masa studi ini," kata Dr. Lucas Boersma dan Bakhtawar Mahmoodi, Rumah Sakit St. Antonius di Nieuwegein, Belanda.

Pergeseran seperti diet dan olahraga mungkin juga menjelaskan beberapa hubungan antara jam kerja yang panjang dan atrial fibrillation.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Manfaat Bersepeda Bagi Pekerja Kantoran


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler