Waspada, Kurang Tidur Bisa Meningkatkan Kematian

Kamis, 15 Juni 2017 – 12:23 WIB
Tidur. Foto: Meetdoctor

jpnn.com - Tidak memiliki cukup tidur bisa melipatgandakan kemungkinan kematian akibat penyakit jantung atau stroke, terutama pada orang dengan faktor risiko seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi dan kolesterol.

Temuan yang dipresentasikan dalam Journal of American Heart Association ini berdasarkan penelitian pada 1.344 orang dewasa yang dipilih secara acak untuk studi tidur di Pennsylvania.

BACA JUGA: 5 Tips Mencegah Kencing Berlebihan yang Menggangu Tidur

Usia rata-rata peserta adalah 49 tahun dan 42 persen peserta penelitian adalah laki-laki.

Mereka direkrut untuk menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan dan menghabiskan satu malam di laboratorium tidur.

BACA JUGA: Mewaspadai Stroke Sejak Dini, Ini yang Harus Dilakukan!

Lebih dari 39 persen peserta penelitian ditemukan memiliki setidaknya tiga faktor risiko penyakit jantung, yang bila digabungkan bersama maka dikenal sebagai sindrom metabolik.

Ini termasuk indeks massa tubuh (IMT) lebih tinggi dari 30, kolesterol tinggi, tekanan darah, kadar gula darah dan trigliserida.

BACA JUGA: Mimpi Buruk Pertanda Masalah Kesehatan Mental?

Peserta penelitian diikuti selama 16 tahun. Sekitar 22 persen meninggal selama periode tersebut.

Mereka yang memiliki sindrom metabolik tidur kurang dari enam jam di laboratorium adalah 2,1 kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung atau stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki setidaknya tiga faktor risiko penyakit jantung.

Sleepers pendek dengan sindrom metabolik juga 1,99 kali lebih mungkin meninggal karena sebab apapun dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki sindrom metabolik.

Para ahli menyarankan agar orang dewasa setidaknya mendapatkan tidur tujuh hingga delapan jam per malam.

"Jika Anda memiliki beberapa faktor risiko penyakit jantung, perbaiki waktu tidur Anda dan berkonsultasi dengan dokter, karena mendapatkan cukup tidur adalah penting jika Anda ingin menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung atau stroke," kata penulis utama studi, Julio Fernandez-Mendoza, seperti dilansir laman Al-Arabiya, Rabu (14/6).

Studi tersebut digambarkan sebagai yang pertama dalam mengukur durasi tidur di laboratorium dan bukan mengandalkan laporan pasien.

Periset mengatakan penelitian ini juga yang pertama meneliti dampak durasi tidur terhadap risiko kematian pada mereka yang memiliki banyak faktor risiko penyakit jantung.

"Uji coba klinis di masa depan diperlukan untuk menentukan apakah memperpanjang waktu tidur yang dikombinasikan dengan menurunkan tekanan darah dan glukosa bisa memperbaiki prognosis seseorang dengan sindrom metabolik," pungkas Fernandez-Mendoza.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Manfaat Bersepeda Bagi Pekerja Kantoran


Redaktur : Fany
Reporter : Fany, Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler