Berkunjung ke Pupuk Kaltim, Mentan SYL Memberi Arahan, Begini

Minggu, 12 September 2021 – 06:40 WIB
Mentan SYL mengunjungi Pupuk Kaltim dan memberikan sejumlah arahan terkait pembangunan pertanian. Foto: BPPSDMP

jpnn.com, BONTANG - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementerian Pertanian telah menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian, yaitu pertanian maju, mandiri, dan modern.

Arah kebijakan ini menjadi pedoman untuk bertindak cerdas, tepat dan cepat bagi jajaran dalam mencapai kinerja yang lebih baik, mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dan memanfaatkan teknologi mutakhir.

BACA JUGA: Kembangkan Mangrove, Pupuk Kaltim Raih Penghargaan AREA 2021

Hal itu disampaikan saat berkunjungan ke PT. Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim).

Menurutnya, pertanian sebagai sektor yang mampu tumbuh positif selama pandemi, semakin memperlihatkan progres yang nyata. Agar produktivitas pertanian bisa terus terjaga, Kementerian Pertanian melakukan sinergi dengan PT Pupuk Kaltim.

BACA JUGA: Pupuk Kaltim Salurkan Ratusan Paket Buah Segar untuk Masyarakat Bontang

Sinergitas ini dilakukan dalam kaitan penguatan SDM Pertanian yang ditandai melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman antara Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dengan PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) dan disaksikan oleh Mentan dan Dirut PT PIHC (10/9/2021).

Kementan juga berkomitmen menyiapkan SDM pertanian yang berjiwa wirausaha. Oleh karenanya, salah satu program utama Kementan dalam menjamin produktivitas, kontinuitas, dan ketahanan pangan adalah penumbuhan 2,5 juta pengusaha pertanian milenial hingga 2024.

BACA JUGA: Perkuat Inovasi Berbasis Digital, Pupuk Kaltim Jadi Role Model Industri 4.0

"Peluang keterlibatan generasi muda sangat besar mengingat Indonesia mengalami bonus demografi yang dicirikan dengan dominannya jumlah penduduk usia produktif," tuturnya.

Mentan SYL juga menekankan peran penting industri pupuk khususnya PT. Pupuk Kaltim untuk bangsa bisa tumbuh dan tangguh dengan mewujudkan kemajuan sektor pertanian.

“Apalagi Indonesia merupakan negara ke 4 terbesar di dunia, pengembangan sektor pertanian ke depan tidak boleh salah dan berspekulasi tapi harus dengan sinergi dan kerja keras dengan menggunakan teknologi modern termasuk di dalam pupuk berkualitas dan kuantitasnya terjamin”, ujarnya.

Perlu diketahui, upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi beras melalui berbagai program terobosan tercatat berhasil. Melansir data BPS, produksi beras dari 2018 hingga 2020 surplus dan diperkirakan 2021 pun surplus. Produksi beras 2018 surplus 4,37 juta ton, 2019 surplus 2,38 juta ton dan 2020 surplus 1,97 juta ton.

BPS pun mencatat sejak 2019 hingga September 2021 tidak ada impor beras umum.

"Dua tahun ini di masa pandemi hanya sektor pertanian yang pertumbuhanya positif, tidak pernah negatif. Keberhasilan ini karena kita mampu mengelola sumberdaya alam dan SDM pertanian dengan baik dan kerja keras, bukan kita capai karena kebetulan dukungan alam yang bagus," ungkap SYL.

"Oleh karena itu, saya mengajak Pupuk Indonesia dan Pupuk Kaltim, mari kita menembus langit, sama-sama mengabdi untuk bangsa. Indonesia tidak boleh kalah dengan negara lain, tidak boleh kalah sama Thailand, Vietnam," pintanya.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi saat melakukan penandatanganan menjelaskan, generasi milenial tumbuh bersamaan dengan perkembangan teknologi informasi sehingga memiliki kreativitas dalam segala aspek kehidupan.

“Penandatanganan Nota Kesepahaman ini dilakukan dalam rangka mewujudkan sinergitas pendidikan tinggi vokasi pertanian, meningkatkan produksi, produktivitas dan efisiensi serta penguatan sumber daya manusia pertanian”, ujar Dedi setelah melakukan penandatangan bersama Direktur Utama PT Pupuk Kaltim.

Diharapkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman ini terjadi penguatan sinergitas pendidikan vokasi pertanian, terutamanya dalam hal implementasi teknologi berbasis industri 4.0. Tujuannya agar menghasilkan lulusan Politeknik sebagai qualified job creator dan qualified job seeker.

"Diharapkan juga terdapat penyempurnaan dan/atau penyusunan kurikulum nasional yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan di dalam pengembangan pertanian berkelanjutan sesuai yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri," kata Dedi.

Ditempat yang sama Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung program Kementan.

“Kami siap bekerjasama dan mendukung program Kementan dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Kami secara konsisten mengikuti perkembangan dan mengimplementasikan teknologi dalam proses produksi untuk meningkatkan produktivitas pertanian, terlebih di tengah pandemi Covid-19 dengan berbagai keterbatasan yang ada," ujarnya.

Rahmat mengatakan Pupuk Kaltim mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian yang telah banyak memberikan dukungan kepada PKT, sehingga bisa berpartisipasi secara aktif dalam memastikan tercapainya ketahanan pangan nasional.

Untuk memaksimalkan kapasitas produksi dan distribusi secara efektif dan efisien guna pemenuhan kebutuhan industri pertanian, Pupuk Kaltim telah mengimplementasikan teknologi berbasis industri 4.0 di seluruh lini Perusahaan, mulai dari Smart Operation, Smart Maintenance, Smart Distribution, hingga Digital Performance Management System," beber Rahmad. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler