Belajar Bahasa Indonesia dari Susah Sebut R, Disiksa, Sampai Punya Pacar Cewek Bandung

Selasa, 29 Desember 2015 – 04:56 WIB
Ilustrasi Kota Shanghai. Foto: businessinsider

jpnn.com - BANYAK hal menarik yang bisa ditemui saat berkunjung ke Shanghai. Kota padat dengan 20 juta penduduk ini memanjakan pengunjung dengan fasilitas transportasi yang top. Namun, ada pula keunikan lain yang bisa dijumpai di daerah yang merupakan satu dari empat kota terbesar di Tiongkok ini. Apa?

Yessy Artada, Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Ketika Ave Maria dan Adzan Mengalun Bersama, Oh Indahnya...

Dalam sebuah perjalanan singkat penulis beberapa waktu lalu, saat itu suhu di Shanghai mencapai 2 derajat celcius. Kedatangan rombongan penulis di Stasiun Bullet Train Beijing, Shanghai, disambut oleh seorang pemandu wisata.

Dari kejauhan sudah terlihat bendera kecil berwarna oranye. Ah sayang, hujan deras sudah menanti kami saat menuju ke parkiran bus rombongan.

BACA JUGA: Kisah Suami yang Pasrah Dituduh Membunuh Istri Sendiri

"Ayo kita jalan ke sebelah sana, yang bawa payung atau topi dipakai, kita akan menuju ke bus," kata pemandu wisata tanpa memperkenalkan namanya.

Dia fasih berbahasa Indonesia dan mengerti apa yang kami bicarakan. 

BACA JUGA: Kisah Seorang Syekh yang Menggelar Ritual Menikam Diri

Karena hujan, dan rombongan harus segera masuk bus, si pemandu belum memperkenalkan namanya kepada kami.

Tiba di bus dengan sedikit kuyup, barulah dia mengambil mik dan memperkenalkan diri dengan bahasa Indonesia bercampur logat Shanghai.

"Perkenalkan nama saya Aqing, bapak dan ibu. Selama di Shanghai saya yang akan memandu. Saya bisa bahasa Indonesia sedikit-sedikit tidak banyak," kata Aqing mengundang tawa.

Selama di perjalanan menuju salah satu tempat makan, pria berusia 38 tahun itu banyak bercerita mengenai kota tempatnya dilahirkan. Mulai dari jumlah penduduk di Shanghai, perekonomian di sana, teknologi, transportasi sampai urusan jodoh.

Ya di Shanghai tak sedikit pria yang masih lajang karena jumlah lelaki di kota ini lebih banyak dibanding wanitanya. Saya pun tertarik mengetahui proses sampai akhirnya dia bisa lancar berbicara bahasa Indonesia. 

Aqing termasuk cukup cepat mempelajari bahasa Indonesia. Dia hanya butuh waktu sekitar 3 bulan lamanya sampai akhirnya bisa mengerti bahasa Indonesia. Sisanya mengalir dari tamu-tamu orang Indonesia.  

"Saya kursus belajar bahasa Indonesia sekitar tiga bulan, sisanya belajar dari tamu-tamu. Tapi kalau bapak dan ibu ngomong kata-kata yang asing saya kurang paham," ujarnya.

Selama belajar bahasa Indonesia, rupanya ada satu kendala yang dia jumpai, yakni menyebut huruf R. Berkali-kali dicoba, Aqing selalu gagal. Bahkan agar lancar menyebut huruf R, Aqing pernah 'disiksa' temannya. Hahaha, kejam...

"Biar bisa ngomong huruf R saya disiksa. Pagi-pagi disuruh datang, saya disuruh minum air putih. Setelah itu disuruh kumur-kumur nanti bisa ngomong R," kenang Aqing sambil memeragakan kepalanya ke atas dan kami pun dibuat tertawa dengan ulahnya tersebut.

Cara tersebut ternyata belum berhasil Aqing terapkan. Namun akhirnya Aqing bisa menyebut huruf R dengan benar. Itu terjadi setelah dia berpacaran dengan wanita asal Indonesia.

Perkenalannya dengan seorang wanita asal Bandung, Jawa Barat tersebut membawa berkah tersendiri untuknya. Rupanya selama berpacaran, Aqing kerap diajari sang pacar sampai akhirnya berhasil menyebut huruf R dengan lancar. Hanya saja Aqing merahasiakan apa yang sudah dilakukan pacarnya saat itu kepada dirinya, sampai akhirnya bisa lancar mengucap huruf R.

"Kebetulan saya pernah pacaran dengan orang Indonesia, dia asal Bandung tapi saya belum pernah ke Bandung. Jadi sekarang bisa ngomong R. Waktu itu pacaran tiga tahun sama dia. Ngapain aja, rahasia donk," kenang Aqing sambil melempar senyum.

Kemahiran Aqing lainnya, dia bisa menyanyikan salah satu lagu Indonesia. Di antara banyak lagu, Aqing hanya fasih menyanyikan lagu yang berjudul Hidup di Bui (D' Lloyd).

Dia pun menghibur kami di perjalanan dengan menyanyin lagu kesukaannya itu. Namun, meski sudah fasih bahasa Indonesia, bapak satu anak ini rupanya masih saja kena jebakan oleh para tamunya yang usil kepadanya.

"Mereka tahu saya gak ngerti arti bahasa daerah, saya dibohongi. Suruh bilang ini, kalau saya ngomong mereka tertawa, itu artinya jorok ternyata," kenang Aqing. (chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah si Ibu: Saya tak Bisa lagi Menggapai Israfil karena Diempas Ombak...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler