Belajar Efektif di Era Digital

Kamis, 23 Agustus 2018 – 18:03 WIB
Belajar di era digital. Foto ilustrasi

jpnn.com, JAKARTA - Saat ini, banyak orang tua siswa yang tidak bisa lagi mengikuti materi pembelajaran anak, untuk memberikan bimbingan tambahan saat anak berada di rumah, terutama untuk kelas 4 ke atas.

Sayangnya, biaya bimbingan belajar ternyata tidak murah. Untuk satu semester saja, yang paling ringan mulai dari Rp 2 juta. Itu untuk kelas regular. Untuk kelas dengan siswa yang terbatas, sekitar enam orang ada yang mencapai Rp 28 juta.

BACA JUGA: Dorong Penerapan Ecosystem Digital di Setiap Daerah

Bahkan untuk kelas yang lebih tinggi lagi, misalnya untuk masuk ke perguruan tinggi ada yang menawarkan sampai Rp. 40 jutaan.

Dengan biaya bimbingan yang tinggi itu, tentu tidak semua orang tua mampu membiayai anak nya untuk masuk ke bimbingan belajar. Belum lagi, sudah bayar mahal, ternyata hasilnya tidak memuaskan.

BACA JUGA: Mendikbud: Era Digital, Guru jadi Penjaga Gawang

Ikut bimbingan belajar merupakan salah satu solusi meningkatkan pencapaian nilai. Namun, sebelumnya orang tua juga harus memahami bahwa karakter anak itu berbeda-beda dalam menyerap pelajaran. Sehingga, untuk belajar dengan menyenangkan, tentu juga harus menggunakan metode yang tepat juga.

Ada beberapa point penting yang perlu diperhatikan bagi para orang tua maupun siswa untuk memilih solusi pendidikan berbasis teknologi ini agar dapat memberikan dampak yang positif bagi putra-putrinya. Terutama untuk dapat meningkatkan nilai siswa di sekolah.

BACA JUGA: Era Digital, Perpustakaan Harus Bertransformasi

“Yang pertama perlu diperhatikan adalah memahami bahwa siswa atau anak-anak ini memiliki karakter masing-masing dalam belajar. Sehingga proses belajar jadi lebih menyenangkan dan materi pembelajaran jadi lebih mudah untuk dipahami, ” ujar Fernando Uffie pemerhati edutech di Indonesia.

Uffie menjelaskan, secara general, karakter siswa ini terbagi tiga bagian. Pertama adalah Auditory. Di mana anak lebih suka atau lebih mudah paham jika materi belajar disampaikan lewat audio.

Kedua, Visual. Di mana, siswa akan lebih cepat memahami materi pelajaran dengan melihat gambar atau video. Ketiga adalah kinesthetic. Siswa akan lebih cepat memahami materi pelajaran sambil menyentuh dan bergerak.

Selain itu, yang perlu juga diperhatikan adalah apakah solusi tersebut sudah sesuai dengan kurikulum yang ada di Indonesia atau belum? Kesesuain solusi belajar digital dengan kurikulum penting agar apa yang dipelajari oleh anak in line dengan pelajaran yang ada di sekolahnya.

Apalagi, target untuk menggunakan solusi belajar digital ini adalah sebagai alternatif pendamping untuk lebih memahami materi pelajaran di sekolah dan diakhirnya nanti dapat memperoleh nilai yang lebih baik dari sebelumnya.

"Satu lagi variable penting dalam memilih solusi belajar digital adalah kelengkapan dari materinya. Di mana, supaya tidak merepotkan setiap tahun nya, pilih solusi yang sudah menyiapkan semua level, mulai dari kelas satu sekolah dasar hingga kelas tiga SMA atau K12," kata dia.

"Nanti kalau kurikulum berubah bagaimana? Percuma dong? Tidak juga. Karena ini adalah solusi berbasis teknologi dan cloud, maka materi pelajaran dapat dengan mudah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di Indonesia," imbuh Uffie.

Bagi guru dan sekolah, solusi ini adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar. Sementara bagi orang tua siswa, solusi belajar digital memungkinkan mereka untuk memantau perkembangan belajar anak, kapan dan dimanapun.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal USBN Bocor, FSGI Desak Inspektorat Selidiki Bimbel


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler