jpnn.com, JAKARTA - Peranan guru di era teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengalami perubahan. Dulu guru adalah pendidik dan tempat bertanya segala hal.
Saat ini selain berperan sebagai pendidik dan pengajar, guru juga berfungsi sebagai penyaring informasi bagi siswa-siswanya.
BACA JUGA: Toleransi di Australia, Biarawati tak Tanya soal Keyakinan
"Di tengah kemajuan TIK ini, guru berperan penting sebagai penjaga gawang atau gatekeepers, yang membantu menapis pengaruh buruk internet dan media sosial bagi siswa-siswanya," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, Sabtu (24/3).
Menurut Muhadjir, fungsi guru sebagai pengajar sangat mungkin digantikan dengan berbagai fasilitas TIK, misalnya mesin pencari di internet. Namun peran guru sebagai pendidik tidak mungkin bisa digantikan dengan teknologi apapun.
BACA JUGA: Era Digital, Perpustakaan Harus Bertransformasi
"Jangan sekali-kali menjadikan fasilitas TIK untuk menggantikan peran guru sebagai pendidik," ujarnya.
Dia menyebut era saat ini sebagai sumber belajar melimpah ruah, tapi tetap perlu disaring. Saat ini guru berperan penting sebagai penghubung sumber-sumber belajar (resource linkers) dan mengarahkan siswanya di mana menemukan sumber belajar yang tepat.
BACA JUGA: Guru Punya Peran Mencegah Penyebaran Hoaks
Kemudian, guru perlu mengembangkan diri sebagai fasilitator belajar siswa, dan fasilitas TIK berperan penting untuk mengoptimalkan proses belajar di era saat ini.
"Guru harus bisa membimbing dan memberikan pemahaman kepada siswa mengenai 'untuk apa', bukan sekadar 'apa' dan 'bagaimana'," tutur mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.
Mendikbud juga mengingatkan bahwa perkembangan TIK memiliki dua sisi yang berlawanan, yaitu sisi positif dan sisi negatif.
"TIK sudah menjadi bagian dari kehidupan. Karena itu, jangan hanya melihat sisi positifnya, tetapi juga harus diwaspadai dampak negatifnya," tambah Muhadjir.
Sisi positif perkembangan TIK antara lain masyarakat sudah tidak lagi kesulitan mengakses informasi dan beraneka sumber belajar, bahkan disebutnya sudah melimpah ruah. Tetapi tantangan terbesar adalah mendapatkan sumber belajar yang tepat, tepercaya, dan berkualitas.
Di sisi lain, terdapat beberapa ancaman yang mudah menyebar di media baru dan memengaruhi generasi muda.
Hal-hal seperti penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang, paham radikalisme dan intoleransi, serta berbagai informasi palsu atau kabar bohong adalah contoh beberapa sisi negatif perkembangan TIK. Oleh karena itu Muhadjir mengajak masyarakat bijaksana memanfaatkan teknologi. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru dan Dokter Bakal Dijadikan P3K
Redaktur : Tim Redaksi