Belajar Tata Kota dari Pompeii, Situs Terpendam di Italia (1)

Layaknya Kota Abad Ke-21, Sudah Ada Spa dan Gimnastik

Jumat, 18 Juni 2010 – 08:24 WIB
Beberapa wisatawan menikmati keindahan situs Pompeii, Italia, yang dibangun pada abad keenam sebelum Masehi. F-MARIA PARAMITA FOR JAWA POS
MENGUNJUNGI situs Pompeii, Italia, serasa masuk ke peradaban modernSama sekali tidak terbayang bahwa kota seluas 66 hektare itu dibangun pada abad keenam sebelum Masehi

BACA JUGA: Dr AB Susanto, Pengusaha dengan Seabrek Keahlian

Berikut laporan kunjungan mantan wartawan Jawa Pos MARIA PARAMITA WARDHANI yang sedang menempuh pendidikan S-2 di Napoli, Italia

 
------------------------------------------------------

KOTA yang terpendam selama 1.600 tahun akibat letusan Gunung Vesuvius itu menunjukkan kelihaian bangsa Romawi dalam membangun kota

BACA JUGA: Tjong A Fie Mansion, Rumah Keluarga yang Disulap Jadi Museum

Saat letusan terjadi pada tahun 79 setelah Masehi, Pompeii masih dalam tahap berbenah


Pada 17 tahun sebelumnya, kota tersebut nyaris hancur akibat gempa bumi hebat

BACA JUGA: Ke Darul Uloom Zakariyya, Pesantren Multibangsa di Johannesburg

Para arkeolog memperkirakan letusan yang menenggelamkan kota berjarak 8 kilometer dari Vesuvius itu terjadi sekitar pukul 10.00

Hingga kini, ada dua versi mengenai kepastian hari nahas tersebutSebagian menyatakan, bencana itu terjadi pada AgustusNamun, versi lain mengatakan bahwa bencana tersebut tidak terjadi pada musim panas, melainkan saat pengujung musim gugur.

Beberapa fakta menunjukkan, jasad yang ditemukan mengenakan pakaian relatif tebal, bukan tipikal pakaian musim panasSelain itu, relik buah-buahan dan botol-botol wine yang masih "tersegel" menunjukkan musim panas usaiLetusan yang diawali dengan gempa bumi menyebabkan sebagian penduduk terjebak di dalam rumahTerpaan gas beracun, abu, dan lava gunung berapi memusnahkan penghuni kota itu.

Selama 1.600 tahun terpendam dan terlupakan, tak membuat Pompeii lapuk dimakan zamanSelimut abu dan lava sedalam enam meter tanpa rongga udara dan kelembaban itu justru mengawetkan seluruh bagian kotaPompeii bukan mati, tapi seperti diawetkan di dalam peti esKekal melewati 16 abad, meninggalkan jejak untuk mengenal lebih dalam Pompeiian, sebutan untuk warga Pompeii, termasuk kebiasaan dan budaya mereka

Pada akhir abad ke-16, arsitek Domenico Fontana menemukan Pompeii saat menggali sambungan kanal dari Sungai SarnoNamun, penggalian secara resmi baru dilakukan pada era Raja Charles Bourbon pada tahun 1748.

Kota yang diperkirakan berpenduduk 20.000 jiwa itu berfasilitas lengkapLayaknya kota pada abad ke-21Satu rancangan kota yang sangat sempurnaStruktur kota dengan jalan membentuk formasi grid dengan bangunan rumah dan toko di dua sisi jalan.?Kota itu tidak dibagi sesuai dengan pola-pola Kota Romawi pada umumnya karena topografinya yang terletak di kaki gunungLebar jalannya pun masih relevan untuk ukuran kota zaman sekarangInfrastruktur yang lain, seperti sistem distribusi air minum ke seluruh penjuru kota, sudah dilakukan dengan rapiPipa-pipa besi menyambungkan sumber air ke 25 fountain yang tersebar di seluruh kotaTermasuk ke empat pemandian umum, yang salah satu di antaranya dilengkapi dengan fasilitas spa.

Fasilitas publik yang lain, seperti gimnastik lengkap dengan kolam renang, ada di PompeiiGimnastik ditujukan untuk keperluan masyarakat dan juga sebagai sarana latihan militerEmpat teater dan satu ampiteater melengkapi kawasan yang dinobatkan sebagai situs arkeologi paling banyak dikunjungi di dunia tersebut

"Ampiteater ini merupakan bangunan ampiteater paling well-conserve di Italia," terang Luigi D?Aniello, pengajar di Jurusan Arsitektur Universitas Federico II Napoli, saat mendampingi kunjungan penulis ke Pompeii

Mereka sudah memperhitungkan dengan cermat faktor crowd control saat membangun ampiteaterBangunan yang mampu menampung 20.000 penonton itu berada di ujung selatan kotaDengan begitu, jika terjadi kerusuhan saat pertandingan gladiator, kelancaran mobilitas di dalam kota tidak terpengaruh"Pada era tersebut, perang antar-tifosi (suporter, Red) gladiator dari wilayah yang berbeda sering terjadi," ungkapnya

Kondisi di Pompeii itu persis dengan perang antarsuporter bola yang terjadi pada era sekarangDan, kala itu para pendesain kota telah mengantisipasi dengan baikMisalnya, denah ampiteater yang memisahkan beberapa zona dan pintu masuk untuk penontonMereka juga sudah membuat struktur atap tenda raksasa untuk melindungi para penonton dari terpaan hujan

Gedung teater adalah bagian tak terpisahkan dari budaya Romawi kunoPara penguasa menjadikan teater sebagai cara untuk meredam emosi warga"Keutuhan bangsa dan negara adalah hal yang utamaKalau penduduk stres dan tidak puas, mereka punya sarana untuk melampiaskan emosinya di teater, bukan melampiaskan protes ke pemerintah," papar Luigi

Tak heran jika teater dan ampiteater selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah struktur Kota Romawi

Bangunan penting lainnya adalah forumItu adalah ruang publik utama kota di PompeiiRuang tersebut terdiri atas sebuah lapangan luas yang dikelilingi kuil religius, bangunan politik, gedung pemerintahan, dan bisnis centerSisa-sisa kemegahan bangunan pelayanan administrasi publik itu dapat dirasakan hingga kiniBegitu pula halnya dengan bangunan religius seperti kuil untuk Appolo, Dewa Venus, dan beberapa dewa yang lain

Sejumlah besar bangunan rumah turut menambah kekayaan Pompeii sebagai situs arkeologi terlengkap saat iniSebagian besar rumah di Pompei dinamai sesuai dengan relik yang ditinggalkan dalam rumah tersebutSalah satu rumah yang ternama di Pompeii adalah Villa dei Misteri, rumah misteri

Nama itu diambil dari lukisan besar di dinding rumah tersebut yang menggambarkan proses ritual kuno DyonisianRumah itu mempunyai tata ruang yang harmonis, dengan lay out ruangan yang unikAda pula rumah Faun (tokoh mistik berwujud pria bertanduk dan berekor)Patung Faun di tengah kolam ditasbihkan untuk menyebut rumah dengan kebun bunga tersebut. (bersambung/c4/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Video Mesum Mirip Ariel-Luna-Cut Tary Sampai ke Afrika Selatan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler