BACA JUGA: Investasi Rp 540 M di Bisnis Ponsel
Realisasi penyerapan belanja modal bahkan lebih rendah lagi, yakni hanya 38 persen dari pagu Rp 79,12 triliun
BACA JUGA: RI Bidik Peluang di WEF
''Kalau tahun-tahun kemarin kan juga begitu
Herry mengatakan, percepatan penyerapan belanja barang dan modal sangat bergantung pada kementerian/lembaga (K/L)
BACA JUGA: Mudik Bareng Telkomsel
Selain penyerapan belanja barang dan modal, belanja pegawai telah mencapai 67,2 persen dari pagu Rp 123,5 triliun dan pembayaran bunga utang sebesar 67 persen dari Rp 94,79 triliunSedangkan penyerapan subsidi hingga 15 September lalu telah menembus angka 64 persen dari total subsidi Rp 234,4 triliunMenurut Herry, angka itu terdiri dari pembayaran subsidi BBM sebesar 72,4 persen dari Rp 126,8 triliun dan subsidi listrik 60,73 persen dari Rp 60,2 triliunPenyerapan subsidi nonenergi masih rendah atau hanya 40,69 persen dari Rp 47,29 triliun
Realisasi penerimaan negara per 15 September lalu justru cukup tinggi atau rata-rata di atas 60 persenPenerimaan negara terbesar berasal penerimaan pajak, yakni sebesar 74,6 persen dari target Rp 609,2 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 64,9 persen dari target Rp 282,8 triliun.
Dengan besarnya jumlah penerimaan negara dan rendahnya penyerapan belanja, surplus dana pemerintah di Bank Indonesia (BI) masih berkisar Rp 100 triliun''Kan penerimaan masuk terus, makanya masih di angka Rp 100 triliun meski tanggal 25 September sudah kita keluarkan untuk bayar gaji Rp 18 triliun,'' katanya.
Hingga akhir tahun ini, pemerintah menargetkan penyerapan anggaran Rp 30 triliunDana tersebut untuk transfer Dana Alokasi Umum (DAU) Rp 15 triliun, pembayaran gaji dan pensiun Rp 8 triliun, serta pembayaran bunga utang Rp 8 triliun(sof/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank DKI juga Tebar Amal
Redaktur : Tim Redaksi