BACA JUGA: Mudik Bareng Telkomsel
Menurut Lufi, Indonesia kini berkembang sebagai tujuan investasi dan bisnis utama di Asia
Pada semester I lalu, realisasi investasi di tanah air mencapai USD 11,3 miliar atau tumbuh 52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu
BACA JUGA: Bank DKI juga Tebar Amal
Investasi PMA mencapai USD 10,38 miliar atau tumbuh 153 persen dibandingkan periode yang sama tahun laluLutfi tampil dalam dialog yang bertajuk Frontier Market, Opportunities and Challenges, bersama Presiden Unilever Asia, Africa, Central and Eastern Europe Harish Manwani, CEO Agility Easa Al Saleh, dan Chairman China Mobile Communications Wang Jianzhou
BACA JUGA: Transaksi ATM Bersama Naik 50 Persen
Lutfi menyebut, Indonesia jadi salah satu contoh frontier market yang paling potensial di Asia 15-20 tahun laluKini, setelah berhasil keluar dari krisis, Indonesia diperhitungkan sebagai emerging market paling utama
''Frontier market adalah terminologi baru yang bisa membantu investor mengerti dan mengkaji suatu negara dengan lebih mudah dan lebih cepat sebagai tujuan investasi,'' jelas mantan ketua umum Hipmi ituSebagai informasi, frontier market adalah negara-negara berkembang yang sebelumnya kurang dilirik para investor karena berisiko tinggi, namun mulai menunjukkan pertumbuhan tinggi setelah melakukan reformasi di berbagai bidang
Lutfi lantas mencontohkan bagaimana potensi Indonesia bagi perusahaan globalContohnya adalah keberhasilan Unilever di Indonesia
''Banyak perusahaan global sangat paham bahwa, walau butuh waktu relatif lebih lama, return yang didapat juga jauh lebih besarIni peluang emas bagi Indonesia guna memosisikan diri sebagai tujuan utama bagi frontier companies di dunia,'' kata Lutfi
Dia menambah, negara-negara yang memosisikan diri sebagai frontier market harus bisa belajar dari kekurangan yang adaKonsep emerging markets acap terlalu mengejar pertumbuhan ekonomi tinggi, tapi mengabaikan prioritas pembangunan di sektor-sektor yang penting
Ke depan, kata dia, Indonesia harus memanfaatkan investasi bukan saja untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi secara optimalTapi, sekaligus juga sebagai alat pembangunan yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan nasional
''Karakter pertumbuhan ekonomi setiap negara harus unik seperti yang berhasil dilakukan TiongkokKalau pertumbuhan ekonomi kita tidak unik, pasti ada yang salah sehingga pertumbuhan tersebut tidak akan berkesinambungan dengan akibat negatif yang harus ditanggung di kemudian hari.'' (eri/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Siapkan Empat Storage Elpiji
Redaktur : Tim Redaksi