Belanja Wisata di Puncak Capai Rp39 Miliar

Selasa, 13 Agustus 2013 – 08:27 WIB

jpnn.com - BOGOR – Masa lebaran menjadi berkah bagi para penyedia jasa wisata di Puncak. Dalam hitung-hitungan angka, pelancong kawasan Puncak per harinya hingga akhir pekan kemarin diperkirakan mencapai 260.000 wisatawan.

Tingkat hunian atau okupansi hotel dan villa meningkat hingga 95 persen. Jika dikalkulasi, belanja rekreasi pada musim libur Lebaran tahun ini mencapai Rp39 miliar.

BACA JUGA: Pemudik Mulai Padati Bandara Soetta

Perputaran uang sebesar itu akibat rata-rata belanja per wisatawan meningkat pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Dari Rp100-150 ribu menjadi Rp150-200 ribu. Belanja rekreasi itu digunakan untuk makan dua kali, membeli oleh-oleh, dan berkunjung ke objek wisata.

“Kunjungan wisatawan terbagi menjadi dua, one day trip dan two day-one night. Yang one day trip dari pukul 08.00-17.00, rata-rata belanja Rp150 ribu. Yang  two day-one night, menginap hingga keesokan harinya, rata-rata per pax Rp250 ribu,” kata Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Kabupaten Bogor, Teguh Mulyana kepada Radar Bogor (Grup JPNN), kemarin.

BACA JUGA: Hari Pertama Kerja, Belum Terlihat Kemacetan di Jakarta

Teguh mengatakan, rata-rata lama tinggal para wisatakan sekitar 18 jam, sehingga mengharuskan para pelancong untuk makan minimal dua kali. Tak heran, lebih dari 500 rumah makan tak pernah sepi pengunjung selama liburan Lebaran.

“Lokasinya tidak jauh dari ibukota, sehingga masih menjadi favorit. Walaupun macet, tapi bisa dinikmati para wisatawan karena sepanjang jalur Puncak terdapat objek wisata belanja, kuliner, dan oleh-oleh,” jelasnya.

BACA JUGA: Jokowi Janji Promosikan Blok G Tanah Abang

Yang menarik, kunjungan pelancong dari ibukota dan sekitarnya bersamaan dengan mulai berdatangannya turis dari Timur Tengah. Lelaki bertampang Kaukasoid mudah untuk dijumpai di  sekitar Warung Kaleng. “Saat ini sudah ada sekitar 300 turis. Ini menambah transaksi untuk belanja rekreasi di sini,” tambahnya.

Perputaran uang kebutuhan wisata di kawasan Puncak memang tinggi. Potensi pajak pariwisata untuk menambah pundi-pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bogor pun tak sedikit, sekitar Rp3,9 miliar setiap harinya.

Selain untuk kebutuhan wisata,  kebutuhan BBM saat terjadi kemacetan di jalur Puncak lumayan tinggi. Konsumsi BBM bersubsidi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terus meningkat. Dari mulai 14.000 KL menjadi 16.000 KL. Kemudian memuncak menjadi 18.000 KL saat arus wisata mengalir deras dari arah Jakarta pada dua hari terakhir.

Sedikitnya terdapat enam SPBU dari Ciawi hingga Cisarua, sehingga diperkirakan konsumsi BBM bersubsidi di jalur Puncak mencapai 108.000 KL per hari. “Kebutuhan untuk arus mudik, arus balik dan arus wisata akan dipenuhi secara bersamaan. Konsumsi akan menjadi 18.000 KL per SPBU per hari,” kata Ketua DPC Hiswana Migas Bogor, Bahriun.

Bila dalam sehari 39.000 mobil dan 90.000 motor mengonsumsi 108.000 KL premium per hari dengan harga Rp6.500 per liter. Artinya, kebutuhan BBM bersubsidi para pelancong di jalur Puncak sekitar Rp702 miliar. (cr17/d)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Nomorduakan Prostitusi Tanah Abang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler