Belasan Bercak Darah di Depan Kamar Agus Hingga Lubang Kubur

Sabtu, 20 Juni 2015 – 05:40 WIB
Ilustrasi. Ist

jpnn.com - DENPASAR - Tim Inafis (Indonesia Automatic Fingerprint Indentification) Bareskrim yang dipimpin Brigjen Pol Bekti Suhartono, menemukan belasan bercak darah di rumah Margareith CH Megawe di Jalan Sedap Malam 26, Denpasar, kemarin (19/6).

Itu ditemukan di depan pintu masuk bangunan bagian selatan yang selama ini menjadi tempat tinggal ANG dan Margareith.  Tim Inafis  menggunakan alat Mambis (mobile automatic multibiometric identification system) yang hanya dimiliki Amerika dan Indonesia.

BACA JUGA: Si Cantik Airin Wawancarai JK, Ini Materi Pertanyaan yang Diajukan

Beberapa bercak darah lainnya juga ditemukan di depan kamar Agustinus Tae, 25, yang menjadi tersangka pembunuhan ANG, hingga lubang tempat korban dikubur.  Kamar Agus sendiri berada pada bangunan bagian utara.

"Awalnya lima orang yang diterjunkan oleh Mabes Polri. Namun, hari ini Kepala Pusat Identifikasi atau Inafis Bareskrim Mabes Polri datang dan memimpin langsung," ujar sumber Bali Express (Radar Bali Group, Red) di TKP.

BACA JUGA: Tiga Hari Lalu Dukung SP3 di KPK, Sekarang Ruki Berubah Pikiran

Sumber lain Jawa Pos (induk JPNN) mengatakan, tim Mabes Polri menemukan bercak darah di depan pintu rumah milik Margareith, yang terletak di bangunan bagian selatan.

"Ditemukan sejumlah titik di depan pintu selatan bangunan bagian utara. Juga ditemukan di halaman rumah, tepatnya depan kamar Agus hingga di tempat ANG dikuburkan. Jumlahnya saya tidak tahu. Pasalnya, kami tidak dilibatkan," imbuh sumber polisi yang enggan namanya ditulis di berita ini.

BACA JUGA: Banyak Honorer K1 Kemenag Belum Kantongi NIP

Bekti bersama timnya datang sekitar pukul 10.00. Sekitar tiga jam melakukan pemeriksaan atau olah TKP (tempat kejadian perkara), tim pun terlihat berjalan keluar dari dalam rumah ibu yang akrab disapa Telly itu.

Kepada wartawan, Brigjen Pol Bekti Suhartono, mengaku bahwa Tim Inafis dari Mabes Polri datang ke Polda Bali guna memperkuat beberapa pengakuan dan kesaksian. Dengan lebih mengejar pembuktian melalui alat bukti yang ada di TKP dan lain sebagainya.

"Kami lebih ke alat bukti. Itu yang kita perjuangkan. Dan, apa pun kemungkinannya akan kita kembangkan," ujarnya.

Perwira dengan pangkat satu bintang di pundak ini mengaku bahwa untuk sementara pihaknya dapati banyak bercak darah juga. Sayangnya, ia enggan merinci di mana tepat titik penemuan, dan siapa pemilik darah itu.

Kendati demikian, ia mengaku bahwa pihaknya harus melakukan beberapa proses lagi untuk mengetahui lebih jelas darah itu. Katanya, polisi belum bisa pastikan apakah bercak darah itu dari korban atau siapa saja yang ada di rumah tersebut. Pasalnya, di sana juga terdapat sejumlah binatang.

"Kita temukan lagi bercak darah. Karena di sana ada sejumlah binatang juga, kita belum bisa pastikan. Kita masih melakukan pengetesan darah dengan teliti. Ke depan kita akan melakukan pemanggilan tim dari laboratorium Mabes Polri untuk membuktikan bercak darah," katanya.

Dijelaskannya, temuan banyak titik darah akan diperiksa. Baik penemuan yang lalu-lalu hingga saat ini, akan diperiksa oleh tim khusus. Tim yang sudah diterjunkan ini belum fokus untuk mengetahui berapa jumlah semua darah dan di mana saja.

"Ada juga ditemukan sidik jari laten (jenius, Red) dan kita berjanji akan menjelaskan setelah pengetesan sudah kelar atau sudah selesai. Masalahnya, banyak binatang di sini jadi bisa mungkin ada yang tidak terkait langsung dan lain sebagainya," jelasnya.

Terkait dari sisi pembuktian secara ilmiah, ia mengaku bahwa ada yang bisa cepat dan ada yang bisa lambat. Contohnya, katakan seperti sidik jari laten, untuk memeriksa satu sidik jari laten, mabes punya alat yang namanya Mambis.

Alat ini bisa mengungkap identitas seseorang hanya kurang dari 1 menit. Sedangkan yang lain memerlukan proses yang lama. Jadi, kata dia, hal itu pun tergantung jenis alat bukti yang ditemukan seperti apa. "Semuanya tergantung juga," paparnya.

Dijelaskan, demi membantu penyelidikan tersebut, Tim Inafis selain menurunkan lie detector (alat tes kebohongan, Red) juga menerjunkan sebuah alat canggih yang bisa mengidentifikasi semua jenis sidik jari. Alat yang bisa mengungkap banyak sidik jari namanya Mambis.

Mambis merupakan alat sidik jari produk Amerika, dan tidak banyak dimiliki oleh negara-negara Asia lain. "Negara yang memiliki alat ini baru Indonesia dan Amerika saja," katanya.

Kecanggihan dari alat, ini kata dia, bisa mengetahui identitas seseorang dengan cepat hanya dengan menempelkan jari pada fingerprint. Kemudian akan muncul data identitas sesuai dengan yang tercantum minimal di e-KTP.

Soal olah TKP yang dilakukan kemarin, Bekti mengatakan itu merupakan lanjutan dari beberapa waktu lalu. Karena olah TKP tidak mungkin polda bisa berdiri sendiri dengan kasus seperti ini. Harus lengkap. Bahkan, mabes akan menghabiskan waktu beberapa hari di Bali untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Menyangkut kasus secara keseluruhan, Bekti Suhartono tidak bisa menjelaskan. Kendati demikian, kedatangan pihak mabes untuk mengambil dari sisi pembuktian guna memperkuat keterangan saksi. "Penyidik perlunya apa, maka kita akan kejar. Kalau penyidikan itu merupakan kewenangan Polda Bali. Kasus ini merupakan atensi dari Mabes Polri. Kami bergerak atas perintah pimpinan," terangnya.

Pihaknya juga mengejar atau menguji kebenaran pernyataan tersangka pembunuhan ANG, Agustinus Tae. Baik pernyataan yang lama maupun baru. Seperti diketahui, Agus beberapa kali mengubah pernyataannya.

Awalnya, dia mengaku membunuh dan memperkosa. Namun, belakangan dia mengubah pernyataannya dan mengatakan pelakunya adalah M. Dia juga mengaku dijanjikan uang Rp 200 juta untuk mengubur dan menjaga rahasa pembunuhan tersebut.

"Baik pernyataan Agus yang baru atau lama, kita akan kejar. Jadi, tugas kita adalah mencari barang bukti sebanyak mungkin.  Kita akan melihat kasus secara utuh dari awal," tegasnya.

Sementara itu, Kapolda Bali Irjen Pol.Ronny F Sompie mengatakan, penanganan kasus meninggalnya ANG menjadi sorotan dunia nasional dan Internasional. Bahkan, menurutnya Kapolri Jendral Badrodin Haiti menaruh perhatian penuh dan memberikan dukungan untuk Polda Bali agar melakukan penyelidikan secara maksimal, tuntas, dan rinci. (dre/ken/ras/yes)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pimpinan KPK Sebut Perusahaan Indonesia Lebih Patuh pada Aturan Amerika


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler