Belasan Guru Asal Turki di Sekolah Ini Sedang Galau

Senin, 01 Agustus 2016 – 01:17 WIB
Ilustrasi. Foto: Dok.JPNN

jpnn.com - BANJARMASIN - Kepala Sekolah SMA Banua Bilingual Boarding School Zainuddin mengatakan, ada empat guru asal Turki yang bekerja di sekolah tersebut.

Selain itu, ada delapan mahasiswa asal Turki yang diperbantukan sebagai guru pendamping. Sebanyak 12 guru itu hanya bisa pasrah jika tak diizinkan lagi mengajar di SMA Banua Kalsel.

BACA JUGA: “Makasih Om, Tante, Kami Bisa ke Sekolah dengan Pakaian Baru”

“Mereka mengatakan kepada saya hanya bisa berserah diri kepada Allah jika harus dipulangkan ke negara asalnya. Meski mereka sangat berharap masih bisa mengajar di Kalsel,” tuturnya, Sabtu (30/1).

Namun, dia kaget karena Pemerintah Turki mendesak sekolah itu ditutup. Padahal sejak akhir2015 lalu, SMA Banua sudah tak bekerja sama lagi dengan Yayasan Pacific Nations Social and Economic Development Association (Pasiad) yang memayungi sekolah itu.

BACA JUGA: Kunjungi Ponpes, Mobil HNW Nyaris Merosot

Pasiad inilah yang dituding berafiliasi dengan Feto, organisasi Fethullah Gullen yang dituduh sebagai dalang kudeta Turki.

SMA Banua Kalsel berganti kerja sama dengan Amity College Australia. “Jadi tak ada alasan pemerintah Turki meminta SMA Banua Kalsel untuk ditutup,” terang Zainuddin.

BACA JUGA: SIMAK Nih, Entry Briefing Pemimpin Baru Seskoal

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kalsel Amka mengatakan, pemerintah Turki tak bisa seenaknya mendesak SMA Banua Kalsel untuk ditutup. Pasalnya, pengelolaan SMA Banua Kalsel berada di bawah Pemerintah Provinsi Kalsel.

Bahkan, semua kegiatan belajar mengajar dibiayai melalui APBD Kalsel. “SMA Banua Kalsel 100 persen milik Pemprov Kalsel, Turki tak punya hak dan berwenang membubarkan,” tegas Amka. (mof/ij/ran/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Raih Dua Poin Kemenangan dalam Lomba Debat Sedunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler