Australia semakin meningkatkan operasi untuk melindungi para pekerja asing yang menjadi korban calo yang membawa para pekerja dari luar untuk bekerja di sektor pertanian. Operasi Mencari Pekerja Gelap
BACA JUGA: Korea Utara-Australia Berkomunikasi Lewat Kedubes di Jakarta
Para calo yang dalam istilah bahasa Inggrisnya adalah labour hire intermediaries (LHI) adalah mereka yang mencari para pekerja - sebagian tak memiliki dokumen yang sah - untuk dipekerjakan di Australia.
Kadang pemilik pertanian atau peternakan tidak mengetahui bahwa para pekerja tersebut tidak memiliki visa kerja. Atau para pemilik pertanian itu sengaja 'menutup mata' terhadap praktek seperti itu karena mereka membuuthkan tenaga kerja murah.
BACA JUGA: Jokowi Harus Pulihkan Kepercayaan Massa Dari Dua Kubu Di Awal Termin Keduanya
Menurut laporan Australian Border Force (ABF) yang dirilis 1 Juli 2019, dalam seminggu terakhir petugas yang mengurusi masalah pabean dan imigrasi ini telah melakukan sejumlah penggerebekan melalui Operasi Battenrun.
Laporan itu menyebutkan, pada 26 Juni di dekat Mildura, sekitar 534 km dari ibukota negara bagian Victoria, Melbourne, petugas ABF menahan lima warga Malaysia yang tidak memiliki visa, termasuk seorang calo yang berusaha melarikan diri.
BACA JUGA: Kalah Di Mahkamah Konstitusi, Prabowo Bubarkan Koalisi Indonesia Adil Dan Makmur
Pada saat bersamaan, visa turis yang dipegang tiga warga Malaysia telah dibatalkan. Photo: Sasaran operasi ABF selain pekerja gelap adalah juga para calo yang membawa mereka bekerja di Australia. (Photo: ABF)
Sebelumnya tanggal 25 Juni, petugas ABF melakukan pengecekan terhadap sebuah rumah bordil yang dicurigai tidak memiliki ijin di Albany, Australia Barat.
Dua perempuan asal China sudah ditahan, seorang tidak memiliki visa sama sekali, dan seorang lagi visanya dibatalkan karena pelanggaran atas persyaratan visanya.
Salah satu perempuan itu diduga mengatur pergerakan para pekerja seks di kawasan Great Southern di negara bagian tersebut.
Tanggal 21 Juni, petugas ABF menahan tiga orang warga India yang tidak memiliki visa di Griffith di negara bagian NSW, termasuk menahan seorang calo yang memang merupakan target operasi.
Petugas juga mengenakan denda $AUD 10 ribu (sekitar Rp 100 juta) kepada sebuah pertanian di kawasan tersebut yang mempekerjakan mereka yang tidak memiliki visa tersebut.
Sementara itu di negara bagian Queensland, tanggal 18 Juni, petugas ABF mendatangi sebuah pertanian di dekat Caboolture, sekitar 52 km dari Brisbane.
Di sana petugas menahan seorang warga Malaysia yang tidak memiliki visa kerja sama.
Menurut laporan ABF ini, semua yang ditahan tersebut akan segera dideportasi dari Australia.
Menurut komandan operasi lapangan ABF, James Copeman, mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk menghilangkan praktek percaloan tenaga kerja asing yang ada di beberapa sektor di Australia termasuk di bidang pertanian dan konstruksi.
"Praktek eksploatasi terhadap para pekerja ilegal adalah hal yang tidak bisa dibenarkan. Para pekerja ilegal sudah dalam posisi yang lemah dan kadan mendapat bayaran tidak semestinya," kata Copman.
"Tidak ada calon yang membawa pekerja gelap ini mendapat keuntungan besar dari apa yang dilakukannya, mereka juga merugikan bisnis lokal yang melakukan ha yang benar dengan membayar pekerja mereka dengan pantas."
Di negara bagian Victoria sekarang sudah diberlakukan aturan dimana para calo atau mereka yang mencari pekerja untuk ditempatkan tersebut (LHI) harus memiliki ijin untuk melakukan bisnis mereka.
Peraturan dikeluarkan setelah sebelumnya seorang warga Indonesia menjadi korban karena mendapat bayaran yang tidak layak ketika bekerja di sebuah perkebunan di Australia. Photo: Para pekerja gelap yang ditangkap akan segera dideportasi dari Australia. (Photo: ABF)
Simak berita-berita ABC Indonesia lainnya di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Narkoba 39 Kg Ditemukan Dalam Pesawat Presiden Brasil ke G-20