jpnn.com - BEKASI - Belasan Pekerja Seks Komersial (PSK) terjaring operasi pekat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bekasi, Kamis (15/5) dini hari. Tujuh di antaranya langsung dipulangkan ke Cirebon, Jawa Barat.
Sedang, 10 PSK lainnya bakal dikirim ke panti rehabilitasi Pasar Rebo, Jakarta Timur. Rata-rata mereka menjadi PSK untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.
BACA JUGA: Ahok : Mark Up Harga Transjakarta Bukan Perintah Jokowi
Kepala Satpol PP Kabupaten Bekasi, Dikdik Jasmedi Astra mengatakan, semua PSK ini ditangkap saat berada di pinggir jalan. Biasanya, para PSK ini mencari sasaran hidung belang di beberapa ruas jalan di Kabupaten.
BACA JUGA: Polisi Operasi Rutin di Flyover Pasar Rebo
"17 orang PSK yang bisa kami jaring, semuanya ditangkap saat akan menjajakan di jalanan maupun di tempat remang-remang," ucapnya, kemarin (15/5).
Namun, kata dia, dari razia yang digelar, ada beberapa PSK yang berhasil melarikan diri. Menurut Dikdik, 17 orang itu tertangkap di wilayah sekitar Jalan Negara mulai dari perbatasan Kota Bekasi hingga Kabupaten Bekasi.
BACA JUGA: Mayat Dalam Karung, Dua Hari Tergeletak di Lahan Kosong
Selain di jalan, pihaknya juga menangkap PSK yang berkeliaran di sekitar Kampung Cibeurem Tambun Selatan, Setu dan di sekitar Jalan Kalimalang.
Dikdik mengaku, kebanyakan yang terjaring adalah wajah-wajah baru dan baru berusia sekitar 18 sampai 25 tahun. Dari pengakuan mereka, Dikdik menceritakan, menjajakan tubuhnya karena kebutuhan ekonomi dan serta kebiasaan. "PSK ini ada yang sengaja datang dari luar Bekasi," ungkapnya.
Dalam razia itu, Satpol PP Kabupaten Bekasi menerjunkan personel sebanyak 60 orang dibantu 30 personil Polresta Bekasi Kabupaten dan 15 personil TNI dari Kodim 0509. "Razia PSK dan pekat ini akan kami lakukan secara rutin, dimana untuk memberantas tindak asusila di Bekasi," paparnya.
Sementara itu, Kabid Penegakan Perda Satpol PP Kabupaten Bekasi, Maman Badruzaman menambahkan, razia itu mengurangi penyakit masyarakat. Terlebih, banyaknya laporan dari masyarakat wilayah perbatasan terkait maraknya kegiatan prostitusi. "Kami akan razia cafe dan tempat hiburan juga," tegasnya.
Maman menyatakan aktivitas prostitusi tetap marak di Kabupaten Bekasi, karena masih adanya hotel-hotel kelas Melati yang tidak disiplin dalam menerima tamu. Dalam artian, pemeriksaan oleh pengelola hotel terhadap identitas tamu yang menginap tidak terlalu ketat.
Apalagi, kata dia, pihaknya sangat kesulitan menertibkan para PSK tersebut. Karena, setiap ditertibkan oleh petugas, PSK wajah baru akan bermunculan setiap hari. Jadi setiap PSK yang sudah ditertibkan, akan bermunculan PSK yang baru. (dny)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mayat Terikat Meringkuk di Dalam Karung
Redaktur : Tim Redaksi