jpnn.com - JAKARTA – Sinergi industri pasar modal dengan perbankan terus ditingkatkan. Keinginan mempermudah jalan masuk investasi saham segampang mengakses layanan perbankan ditargetkan terwujud pada 2016. Pembelian saham nanti bisa melalui anjungan tunai mandiri (ATM).
Saat ini layanan melalui mesin ATM untuk investasi saham baru sebatas mengecek portofolio. Ke depan dikembangkan proses initial public offering (IPO) melalui ATM dengan menggunakan fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas).
BACA JUGA: Galangan Nasional Siap Bangun 1.000 Kapal
’’Untuk pembelian saham IPO via ATM targetnya 2016. Kita tentu bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan otoritas lain. Sebab, KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) berhubungan dengan perbankan,’’ ujar Direktur KSEI Margaret M. Tang di gedung BEI, Selasa (23/12).
Kerja sama fasilitas AKSes kini sudah terlaksana dengan Bank Permata yang terbatas pada pengecekan rekening dana nasabah (RDN) dan portofolio. Kerja sama sejenis sudah dilakukan dengan Bank Mandiri, tetapi sistemnya baru terealisasi pada Januari 2015.
BACA JUGA: Nasabah Hanya Setia 3,7 Tahun
Dalam jangka panjang, kerja sama itu diharapkan semakin menarik minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal. Dengan demikian, jumlah investor domestik terus meningkat.
Pada 18 Desember 2014, tercatat ada 363.746 investor atau lebih banyak 13 persen dari tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, sekitar 28 ribu di antaranya atau 8 persen adalah investor muda yang berusia di bawah 25 tahun.
BACA JUGA: 63 Persen Simpanan Bank Dikuasai Miliarder
Margaret menyatakan, hal itu akan menjadi pertimbangan KSEI dalam penyelenggaraan program sosialisasi. Sosialisasi kepada kalangan anak muda, khususnya mahasiswa, pada dasarnya telah diselenggarakan bersama self regulatory organization (SRO) lainnya. Yakni, BEI dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sejak beberapa tahun terakhir.
Kemudahan mengakses pasar modal menjadi salah satu kartu sakti untuk mengajak generasi muda berinvestasi.
Generasi muda dinilai berpotensi mengembangkan pasar modal secara jangka panjang. Sebab, kini jumlah investor dinilai masih sangat minim atau kurang 1 persen dari total penduduk Indonesia. (gen/c15/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Operator Tinggalkan CDMA
Redaktur : Tim Redaksi