Belum Ada Permohonan Izin Proyek Kereta di Kalteng

Kemenhub Tak Mau Ikut Campur

Senin, 15 Agustus 2011 – 20:20 WIB
Dirjen Perkeretapian Kementrian Perhubungan, Tundjung Inderawan. Foto : JPNN

JAKARTA - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementrian Perhubungan, Tundjung Inderawan, menyatakan bahwa sampai sejauh ini belum ada permohonan izin tentang rencana pembangunan rel ketera api (KA)  Kalteng - KaltimMenurut Tunjung, proyek rel kereta angkutan batubara sepanjang 135 kilometer itu adalah murni proyek Public Private Partnership (PPP) yang ditenderkan sendiri oleh Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang.

"Itu kan proyeknya gubernur, dia yang tender tapi dia yang kemudian menolak

BACA JUGA: Audit BPK Temukan Bukti Adanya Mafia BBM di PLN

Makanya untuk lebih jelas, tanyakan langsung sama gubernurnya (Teras)," kata Tundjung di Jakarta, Senin (15/8)


Tunjung yang ditemui usai acara pelantikan 94 petugas Kereta Api itu menegaskan, pihaknya tidak ikut campur dalam proyek rel kereta batubara itu

BACA JUGA: PPh Migas Tunggal Rp3,85 Triliun

"Kami hanya menindak lanjuti untuk urusan yang menyangkut proses perizinan saja," tandasnya.

Selain itu, sambungnya, Kemenhub juga tidak melakukan intervensi terkait proyek yang rencananya bakal dibangun oleh investor Rusia itu
Namun Tundjung juga mengaku telah mendengar adanya penolakan dari Teras Narang tentang proyek itu karena khawatir bakal merusak kawasan hutan lindung

BACA JUGA: Perusahaan Tambang Dituding Penyebab Kelangkaan BBM



Sebelumnya Teras Narang dengan tegas menolak keinginan pemerintah pusat yang akan menggandeng investor Rusia untuk membangun jalur rel kereta api batubara sepanjang 135 km dari Kalteng-KaltimTeras khawatir pembangunan rel kereta api tersebut bakal mengganggu lantaran hutan lindung yang ada di Kalteng bakal rusak.

“Saya tidak setuju itu,” ujar Teras seperti dilansir Kalteng Pos (JPNN Group), Rabu (3/8).

Walau kereta pengangkut batubara dari wilayah Barito ke Sungai Mahakam lebih pendek 25 km, namun Teras menganggap proyek itu akan meninggalkan bencana bagi rakyat KaltengPasalnya, DAS Barito sepanjang 1.100 km akan banjir bandang jika musim hujan.

“Siapa yang menjamin lapisan atas wilayah penyangga air (hutan lindung, Red.) jika habis ditebang? Pengusaha-pengusaha itu hanya mencari untungIni sangat berbahaya karena lingkungan akan rusakKalteng menolak rencana pemerintah pusatKita ingin membangun daerah dulu baru bangun rel kereta api,” katanya.(nik/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bursa Saham Optimistis ke Jalur Positif


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler