jpnn.com - JAKARTA - Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengatakan bahwa pihaknya tengah mendalami kemungkinan adanya aktor di balik kericuhan dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (14/11) siang. Namun, sejauh ini belum bisa dipastikan apakah kericuhan itu hanya spontanitas belaka atau memang ada dalang di belakangnya.
"Kita belum tahu apakah ada dalangnya, apakah ada gerakan, atau hanya spontanitas," kata Tatan kepada wartawan di kantornya, Kamis (14/11) malam. Namun ditegaskannya, siapapun yang mencoba melawan hukum akan ditindak tegas.
BACA JUGA: Sayangkan Sikap Pasif Aparat saat Ricuh di MK
Sejauh ini, kata Tatan, pihaknya sudah mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya pecahan kaca, layar monitor, beberapa kursi yang digunakan untuk melempar. Namun polisi tidak menemukan adanya senjata tajam.
Selain itu, closed circuit television (CCTV) di MK juga sudah disita sebagai petunjuk untuk mengetahui para pelaku aksi perusakan. "Entah itu yang angkat kursi, banting microphone dan lainnya. Kalau yang banting microphone sudah kita amankan. Yang lain, masih dilakukan pengejaran," ujarnya.
BACA JUGA: SBY Sebut Kebijakan Mobil Murah sudah Terdistorsi
Menurutnya pula, beberapa saksi-saksi yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) baik itu dari pihak MK maupun petugas kepolisian juga sudah dimintai keterangan. Polisi juga sudah mengamankan 15 orang terkait kericuhan ini, termasuk calon wakil gubernur Provinsi Maluku, Daud Sangaji.
Lebih jauh Tatan mengatakan, saat kejadian pihak kepolisian sudah bekerja keras. Menurutnya, ada anggota polisi yang mengamankan hakim, ada yang di pintu masuk dan pintu keluar.
BACA JUGA: Ruhut Bela Ibas dari Serangan Kubu Anas
"Dan perlu diketahui, pada saat bersamaan ada kegiatan unjuk rasa di depan istana. Memang ada dua konsentrasi pengamanannya," paparnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ISNU Inginkan Indonesia Dipimpin Negarawan
Redaktur : Tim Redaksi