Belum Dilantik, Joe Biden Sudah Kebanjiran Pesanan dari Hamas

Senin, 09 November 2020 – 14:33 WIB
Joe Biden. Foto: AP/Carolyn Kaster

jpnn.com, GAZA - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mendesak presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden untuk membatalkan rencana perdamaian Timur Tengah yang diinisiasi Donald Trump.

Melalui pernyataan, Haniyeh meminta pemerintahan Biden agar mencabut pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan pemindahan kedutaan besar ke kota suci tersebut.

BACA JUGA: Pak Sukamta Bicara soal Dampak Kemenangan Joe Biden kepada Ekonomi Indonesia

Solusi ala Trump merujuk pada Yerusalem sebagai "ibu kota Israel yang tak dapat terbagi" dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar wilayah Tepi Barat.

Rencana Trump, yang mengundang badai kecaman dari rakyat Palestina, menyerukan pendirian negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang dihubungkan dengan jembatan dan terowongan.

BACA JUGA: Rencana Joe Biden soal Umat Islam pada Hari Pertamanya di Gedung Putih

Haniyeh mendesak Biden agar meralat arah kebijakan AS yang tak adil terhadap rakyat Palestina. "Kebijakan yang menjadikan AS mitra dalam penindasan dan agresi."

Pemimpin Hamas akan menyeru pemerintahan AS yang baru untuk menghormati iktikad rakyat Palestina beserta pilihan demokratis mereka.

BACA JUGA: Joe Biden Terpilih Jadi Presiden AS, Anthon Sihombing: Kabar Baik Bagi Indonesia

"Dan untuk menahan diri dari kebijakan yang menekan rakyat dan negara-negara kawasan untuk menormalisasi hubungan dengan pendudukan (Israel)," tambah Haniyeh.

Pelantikan presiden baru Amerika Serikat sendiri baru akan dilakukan pada 21 Januari 2021 mendatang. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler