jpnn.com, JAKARTA - Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (BEM PTAI) se-Jabodetabek menggelar silaturahmi BEM dan Aktivis Mahasiswa se-Jabodetabek pada Senin (29/10/2018), di Bulungan Jakarta Selatan.
Kegiatan tersebut diisi dengan penyampaian hasil Ijtima Mahasiswa Muslim BEM PTAI dan diskusi publik bertema “Menatap Masa Depan Mahasiswa Muslim: Peluang dan tantangan Dengan Semangat Sumpah Pemuda.”
BACA JUGA: Rencana Aksi Pak Hendro demi Muliakan Pencipta Lagu Nasional
Ustaz Amin mengatakan mahasiswa muslim harus membangun akal pikiran dengan paradigma positif. Jika akal pikiran dibangun dengan paradigma negatif dalam menanggapi tren saat ini maka hasilnya negatif, dan sebaliknya.
“Sebagai seorang mahasiswa, pemikiran harus dibangun dengan hal positif. Paradigma yang harus dibangun adalah positif thinking. Oleh karena itu, mari berpikir positif untuk perubahan bangsa dan negara kita,” ujar Ustaz Amin.
BACA JUGA: Polda Banten Inisiasi Kirab Merah Putih
Terkait dengan maraknya faham radikalisme, Ustaz Amin mengatakan sebagai mahasiswa seharusnya kritis dalam menyikapi persoalan tersebut. Oleh karena itu, paradigma positif thinking dalam memahami sesuatu di masyarakat tersebut sangat penting.
Dalam kesempatan yang sama, Ustaz Rahmat Handoko, Dai Muda Indonesia mencontohkan sosok Mushaf bin Umair pada zaman dahulu.
BACA JUGA: Ini Dia Musuh Pemuda Masa Kini
Menurutnya, kalau pemuda hari ini beriman maka Insya Allah ke depan Presiden maupun pejabat lainnya akan berhasil. Namun jika sebaliknya, maka akan menjadi insan yang sontoloyo.
Sementara itu, hasil ijtima BEM PTAI merekomendasikan 10 pernyataan sikap. Pertama, menjaga dan merawat kemurnian UUD 1945 dan NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia; kedua, turut menciptakan perdamaian serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; Ketiga, mengecam segala bentuk hoaks dan mendukung Polri memberantas Ppenyebar Hoaks sampai ke akar-akarnyanya.
Selain itu, keempat, mendukung dan mengawal upaya pemerintah untuk terus melanjutkan pembangunan imprastruktur sampai ke pelosok desa. Kelima, menyikapi arah politik yang terkesan akan menimbulkan perpecahan dan perang saudara dengan hati yang tenang dan mengajak seluruh masyarakat menjaga kerukunan berbangsa dan bernegara.
Keenam, mendukung upaya pemerintah untuk terus berjuang keras dalam memperbaiki kesetabilan Ekonomi dan Ikut Serta dalam upaya membangun permmbuhan ekonomi dari sektor terkecil pada individu mahasiswa milenial.
Ketujuh, menyikapi pembakaran bendera bertuliskan Kalimat Tauhid dengan Tenang dan Tidak Terprovokasi serta mengawal aparat Hukum yang Berwenang dalam menangani polemik tersebut. Kedelapan, mendukung pemerintah dan mengawal pemerintah menyelesaikan Nawacitanya.
Kesembilan, meminta pemerintah untuk selalu melibatkan anak Muda yang kreatif dan inovatif untuk membangun bangsa seperti yang telah terukir dalam sejarah peran pemuda pemuda sebagai tonggak persatuan.
Kesepuluh, mengajak seluruh kaum Melenial Untuk Bersama-sama Mendukung Kebijakan Pemerintah Yang Pro Terhadap Rakyat.
“Kita di sini bukan berbicara kepentingan tapi berbicara untuk bagaimana ke depannya bangsa Indonesia maka kita angkat tema ini. Pernyataan sikap ini kita rumuskan bersama. Insyaallah ke depan akan ada lagi Ijtima BEM PTAI se-Indonesia dan tidak menutup kemungkinan juga BEM nasionalis lainnya yang bukan berlatar agama Islam pun ikut serta di dalamnya,” kata Cecep Hidayatullah, Presiden Nasional BEM PTAI.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Agun: Semangat Sumpah Pemuda Untuk Menyukseskan Pemilu 2019
Redaktur & Reporter : Friederich