Benar Santoso? Jenderal Tito: Memang Ada Tanda Tahi Lalat

Selasa, 19 Juli 2016 – 07:34 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengakui, ciri salah seorang teroris yang tertembak mati dalam kontak tembak selama lima jam di Poso, kemarin (18/7), mirip dengan ciri Santoso. 

’’Memang ada tanda tahi lalat di sini (menunjuk dahi) yang menjadi ciri khas Santoso, tapi saya belum bisa konfirmasi,’’ ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan kemarin (18/7).

BACA JUGA: Yakin yang Terkapar Itu Santoso, Ciri-cirinya...

Saat ini, tuturnya, jajarannya di Sulteng masih mengupayakan identifikasi terhadap jenazah tersebut.

’’Mudah-mudahan itu yang bersangkutan,’’ lanjutnya. Jenazah tersebut dibawa ke RS Bhayangkara di Palu untuk dibersihkan. 

BACA JUGA: Soal Vaksin Palsu, Fahri Hamzah Bela Dokter dan Rumah Sakit

Kemudian, untuk sementara akan ada pengecekan wajah. Setelah itu, baru dilakukan tes DNA untuk memastikan apakah benar itu jenazah Santoso.

Untuk keperluan pengecekan wajah, pihaknya akan membawa orang yang mampu mengenali Santoso. Tidak hanya keluarganya saja. kawan-kawan Santoso juga banyak yang hafal dengan wajahnya. ’’Santoso kan tahun 2005 pernah kami tangkap juga,’’ tutur mantan Kadensus 88 antiteror itu.

BACA JUGA: Simak! Penjelasan Dokter jika Seseorang Mendapatkan Vaksin Palsu

Yang jelas, tutur dia, Santoso memang punya  ciri khas. Yakni, jenggot dan tahi lalat di dahi. Dia meminta media untuk tidak langsung berspekulasi mengenai Santoso sampai proses identifikasi selesai dilakukan. Dengan demikian, akan jelas apakah jenazah tersebut benar Santoso atau bukan.

Dengan peristiwa semalam, ujar Tito, jumlah anggota kelompok Santoso makin mengecil. ’’Dari 42 orang sekarang tinggal 21 orang,’’ ucapnya. 

Itu berarti, jumlahnya berkurang jauh dibandingkan sebelumnya. Penangkapan Santoso pun tinggal menunggu waktu.

Operasi Tinombala dinilai cukup signifikan hasilnya. Khususnya, setelah Polri menerjunkan 3.000 pasukan bersama TNI untuk menyisir kawasan Gunung Biru tempat Santoso hidup berpindah-pindah. Sejak operasi tersebut, nyaris tidak pernah lagi ada penyerangan terhadap aparat di Poso. (idr/byu)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Klaim Eksekutif Setuju Usulan DPRD Soal Tambahan Kontribusi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler