Benarkah Banyak yang Terjangkiti Virus Corona Tanpa Gejala?

Kamis, 07 Mei 2020 – 21:17 WIB
Seorang pegawai toko menggunakan alat pelindung wajah untuk menghindari virus corona (Ilustrasi). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mungkinkah Anda telah terinfeksi virus corona tetapi tidak mengetahuinya, karena Anda sama sekali tidak memiliki gejalanya?

Itu mungkin, karena laporan baru menunjukkan bahwa banyak orang telah terkena virus tanpa gejala. Hal itu berarti COVID-19 mungkin kurang mematikan daripada yang diyakini semula.

BACA JUGA: Pria Penderita HIV AIDS Masuk Daftar PDP Corona, Ini Gejala Awalnya

Hingga saat ini, lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus ini.

"Tetapi dengan kasus asimptomatik yang mungkin lebih tinggi dari yang diperkirakan, kami baru saja meleset dari angka yang sangat besar untuk memperkirakan infeksi total," kata Dr. Michael Mina dari School of Public Health di Harvard, seperti dilansir laman MSN, Selasa (5/5).

BACA JUGA: Waspadai Tanda dan Gejala Baru Virus Corona pada Kulit

Berdasarkan kasus yang diketahui, pejabat kesehatan mengatakan virus biasanya menyebabkan penyakit seperti flu ringan atau sedang.

Sekarang semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa sejumlah besar orang mungkin tidak memiliki gejala sama sekali.

BACA JUGA: Wanita Hamil Bisa Terpapar Corona Tanpa Gejala, Waspada!

Para ilmuwan di Islandia memeriksa 6 persen dari populasinya untuk melihat berapa banyak yang sebelumnya tidak terdeteksi infeksi dan menemukan bahwa sekitar 0,7 persen dinyatakan positif.

Begitu juga 13 persen kelompok yang berisiko lebih tinggi karena perjalanan baru-baru ini atau paparan dari seseorang yang sakit.

Namun, jika infeksi lebih luas daripada yang dipahami sebelumnya, maka ada kemungkinan bahwa lebih banyak orang telah mengembangkan beberapa tingkat kekebalan terhadap virus.

Itu bisa menghambat penyebaran melalui apa yang disebut kekebalan kawanan, tetapi para ilmuwan memperingatkan bahwa masih banyak yang harus dipelajari tentang apakah penyakit ringan memberi kekebalan dan berapa lama itu akan bertahan. (fny/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Djainab Natalia Saroh, Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler