jpnn.com, JAKARTA - Sebuah studi yang baru diterbitkan di New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa wanita yang melahirkan di New York City baru-baru ini terpapar COVID-19, tetapi tidak menunjukkan gejala.
Penelitian, yang diterbitkan pada 13 April itu, mengamati 215 kelahiran antara 22 Maret dan 4 April di New York – Presbyterian Allen Hospital dan Columbia University Irving Medical Center.
BACA JUGA: Benarkah Wanita Hamil Lebih Berisiko Terkena Virus Corona?
Hampir semua wanita menerima usap hidung dan dari 33 yang dites positif COVID-19, 29 tidak memiliki gejala.
"Dari 29 wanita yang tidak menunjukkan gejala tetapi yang positif untuk SARS-CoV-2 saat masuk, demam berkembang pada 3 (10 persen) sebelum pemulangan pasca-persalinan (lama tinggal rata-rata, 2 hari)," tulis para peneliti dalam penelitian tersebut, seperti dilansir laman MSN, Senin (20/4).
BACA JUGA: Dampak Fatal Minum Alkohol bagi Wanita Hamil dan Janin
"Dua dari pasien ini menerima antibiotik untuk endomiometritis yang diduga (walaupun 1 pasien tidak memiliki gejala pelokalan), dan 1 pasien dianggap demam karena Covid-19 dan menerima perawatan suportif," jelas para peneliti.
Para peneliti menambahkan bahwa kasus pertama yang didiagnosis COVID-19 pada pasien obstetri adalah dari 13 Maret. Dua wanita hamil awalnya tanpa gejala juga sebelumnya ditemukan oleh para peneliti. Temuan menyoroti kebutuhan untuk pendekatan pengujian universal.
BACA JUGA: Setop Obati Pasien COVID-19 Pakai Klorokuin! Ini Efek Sampingnya
Manfaat potensial dari pendekatan pengujian universal termasuk kemampuan untuk menggunakan status Covid-19 untuk menentukan praktik isolasi rumah sakit dan penugasan tempat tidur, menginformasikan perawatan neonatal, dan memandu penggunaan peralatan pelindung pribadi.
Akses ke data klinis semacam itu memberikan peluang penting untuk melindungi ibu, bayi, dan tim perawatan kesehatan selama masa-masa sulit ini.
Sebuah studi terpisah sedang dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional A.S. akan berusaha untuk mencari tahu berapa banyak orang Amerika yang tertular virus tetapi tidak didiagnosis dengan mencari antibodi dalam aliran darah mereka.
Hingga Selasa pagi, lebih dari 1,93 juta kasus virus korona telah didiagnosis di seluruh dunia, termasuk lebih dari 582.000 di AS, negara yang paling terkena dampak di planet ini.(fny/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Fany