Benarkah Bu Dosen Itu Mengancam tak Luluskan Roy?

Rabu, 04 Mei 2016 – 07:19 WIB
Mahasiswi memperlihatkan foto almarhumah Dosen FKIP UMSU, Hj Nuraini Lubis (pakai kacamata) semasa hidupnya, saat di rumah duka Jalan Lama, Kec Pancur Batu, Deliserdang, Sumatera Utara, Selasa (3/5). Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS

jpnn.com - MEDAN – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), kehilangan salah satu dosen seniornya, Dra Hj NurainI Lubis MAP (63).

Dia dibunuh secara sadis oleh mahasiswanya sendiri, Roymardo Sah Siregar (21).

BACA JUGA: Astaga! 6 Rumah Dibobol Maling Sekaligus

Humas UMSU Ribut Priadi mengatakan, pihaknya sendiri belum mengetahui persis karekter mahasiswa yang nekat membunuh mantan dekan FKIP itu. Sebab, mahasiswa di kampus UMSU banyak sehingga tidak seluruhnya bisa diketahui.

"Kita akan meminta keterangan dari rekan-rekannya untuk mengetahui bagaimana kepribadiannya. Kemudian kita akan melakukan wawancara kepada dosen yang selalu mengajar pelaku untuk mencari tahu jejak akademisnya. Selain itu, keluarga pelaku juga kita gali keterangan," ucapnya.

BACA JUGA: Istri Terlelap, Suami Merayap ke Kamar Anak Tiri

Menurut Ribut, pihaknya tidak mau mengeluarkan banyak penyataan karena pelaku masih dalam penyidikan. Oleh karenanya, pihak kampus akan tetap berkoordinasi dengan kepolisian. 

"Kita dan kepolisian juga tidak mau mendengar dari keterangan pelaku sendiri. Makanya kita gali keterangan dari orang lain, terdekat dan keluarganya," kata Ribut.

BACA JUGA: Pemerkosa dan Pembunuh Yuyun Ajukan Pembelaan

Disinggung mengenai pernyataan polisi bahwa pelaku nekat membunuh dosennya karena merasa diancam tak lulus, Ribut menyatakan tidak demikian. Sebab, dalam bahasa pendidikan bukan mengancam melainkan menasihati.

"Ancaman dalam kajian hukum. Kalau ditinjau dari segi pendidikan bagaimana dibilang mengancam. Dosen itu tak lain guru yang selalu memberikan terbaik kepada anak didiknya agar berhasil kelak di kemudian hari," cetusnya.

Disinggung lagi mengenai pengamanan yang dilakukan pihak kampus bisa dibilang lengah hingga adanya mahasiswa membawa pisau, Ribut mengelak. Sebab, selama ini kampus telah melakukan pengamanan yang semaksimal mungkin. 

"Ketepatan saat kejadian merupakan Hardiknas, dimana sejumlah mahasiswa banyak melakukan kegiatan. Jadi memang saat itu bukan hanya mahasiswa UMSU saja yang berdatangan melainkan mahasiswa-mahasiswa dari universitas lain. Pihak keamanan tidak mungkin melakukan pemeriksaan terhadap seluruh yang datang ke kampus," paparnya.

Dalam segi pengamanan, sambung dia, pihak kampus telah memiliki standar pengamanan yang cukup. Mulai dari pemasangan CCTV di sudut-sudut gedung, security, pengamanan setiap gedung. 

"Saya kira pengamanan sudah cukup standar, bahkan petugas kebersihan juga ikut serta menjaga keamanan. Namun walaupun demikian kita akan tetap mengevaluasi kembali," ucapnya.

Pasca kejadian pembunuhan tersebut, Kampus UMSU yang terletak di Jalan Mukhtar Basri tampak sepi aktivitas. Pintu gerbang berwarna biru tampak ditutup rapat. 

Tak ada satupun aktivitas yang ada di kampus tersebut. "Kita memang meliburkan mahasiswa selama dua hari. Hal itu dilakukan dalam berkabung dan berduka atas meninggalnya almarhumah," tambahnya. (ain/ris/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SIDANG: Pemerkosa dan Pembunuh Yuyun Dituntut dengan Hukuman...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler