Benarkah Golongan Darah, A, B dan O Lebih Mudah Kena Stres?

Benarkah Golongan Darah, A, B, O Lebih Mudah Kena Stres?

Sabtu, 22 Agustus 2020 – 04:13 WIB
Ilustrasi - Stres. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Penyakit yang identik dengan golongan darah umumnya sangat menarik untuk dibahas. Sebagai contoh, menurut dr. Alvin Nursalim, Sp.PD, golongan darah O lebih rentan menderita kanker pankreas. 

Sementara golongan darah B, berisiko lebih tinggi menderita kanker lambung. Lalu, golongan darah A lebih rentan mengalami penyakit diabetes dan jantung.

BACA JUGA: Stres Mengajari Anak Selama Pandemi? Begini Cara Mengatasinya

Tak cuma penyakit fisik, ternyata penyakit golongan darah A, B, O juga berkaitan dengan kesehatan psikisnya. Ketimbang AB, golongan darah A, B, O, lebih rentan mengalami stres berat dan gangguan mental lainnya. 

Tak percaya karena menganggap bahwa itu tidak saling berkaitan? Kalau begitu, yuk, coba simak penjelasannya di bawah ini.

BACA JUGA: Benarkah Golongan Darah A Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona?

Hubungan Golongan Darah A, B, O dengan Gangguan Mental

Dugaan bahwa orang dengan golongan darah A rentan stres berat dan kena gangguan mental, tentu bukan tanpa alasan. Menurut dr. Alvin, hormon kortisol pada orang dengan golongan darah A memang jauh lebih tinggi dibanding yang lainnya.

BACA JUGA: 8 Kiat Merawat Penderita Strok untuk Pasien Lansia Saat Berada di Rumah

Hormon kortisol itu sendiri adalah hormon stres. Makin banyak hormon tersebut ada di dalam tubuh, makin tinggi risiko seseorang untuk mengalami stres. 

Lalu, stres itu merupakan awal mula dari sebagian besar gangguan mental. Misalnya, mulai dari gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, gangguan psikotik, gangguan makan, hingga gangguan lainnya.

Dari sini, sudah terlihat, kan, bagaimana golongan darah bisa sampai memengaruhi kesehatan mental kita? 

Tingginya hormon kortisol pada golongan darah tertentu ternyata juga dapat memicu kenaikan berat badan hingga obesitas. 

Ketika seseorang obesitas, maka risiko mengalami diabetes dan penyakit jantung juga semakin tinggi. 

Penyakit fisik yang rentan dialami pemilik golongan darah A adalah diabetes dan penyakit jantung. Jadi, terlihat bahwa semua kondisi di atas memang saling berhubungan. 

Selain itu, golongan darah O dianggap lebih rentan mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Sedangkan golongan darah B dianggap lebih rentan untuk mengalami attention deficit disorder (ADD).

Kondisi ADD merupakan gangguan neurologis yang menyebabkan penderitanya susah mengikuti instruksi, susah fokus, susah menyelesaikan tugas, serta sulit berinteraksi dengan orang lain. 

Saking menariknya, kepribadian golongan darah A, B, dan O sampai dibahas dalam sebuah buku yang dibuat oleh Park Dong Sun dengan judul Simple Thinking About Blood Type. 

Dalam buku tersebut, terlihat sangat jelas bahwa golongan darah A adalah seorang yang sangat pemikir, sedangkan golongan darah B adalah sosok yang masa bodoh alias santai banget.

Lalu, bagaimana dengan gambaran golongan darah O? Golongan darah O di dalam buku tersebut digambarkan sebagai sosok yang dipenuhi semangat dan pengatur. 

Nah, apabila kepribadian tadi dikaitkan dengan gangguan mental yang sudah dijelaskan, itu saling berhubungan, lho!

Karena golongan darah A tipe pemikir, dia rentan stres berat. Kepribadian golongan darah B yang masa bodoh, juga bisa dipicu oleh kondisi ADD. 

Lalu, karena tipe kepribadian golongan darah O yang bersemangat plus pengatur, ida akan menyusun rencana yang ambisius dan punya harapan yang tinggi.

Sayang, saat rencananya gagal, dia bisa langsung cemas dan depresi. 

Penyakit Mental dan Golongan Darah Tetap Tidak Bisa Dipukul Rata

Kendati efek golongan darah dapat memberi kecenderungan kepribadian dan gangguan mental, tetapi dr. Devia Irine Putri mengingatkan kita untuk tak langsung menyamaratakan kepribadian serta masalah mental yang dialami setiap orang.

“Hal itu karena ada faktor lain yang berperan, misalnya saja faktor keturunan dan pengaruh lingkungan sekitar,” jelasnya.

Lantas, apabila sudah ada kecenderungan seperti itu, apakah kita bisa mencegah timbulnya gangguan mental pada golongan darah tertentu?Jawabannya bisa, apalagi jika dia masih anak-anak.

“Kalau di usia anak-anak, kita bisa aktif memberikan stimulasi untuk mereka. Kecuali, jika sedari kecil perkembangannya sudah tidak sesuai dengan yang seharusnya, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter anak atau psikiatri,” sarannya.

“Kalau sudah telanjur dewasa dan mau mengurangi risiko untuk terkena gangguan mental, setidaknya kita harus banyak bersyukur, mencoba berpikir positif, berkomunikasi dengan orang yang bisa dipercaya, serta kelola stres dengan melakukan hal-hal yang kita suka supaya seimbang,” imbuhnya.(OVI/AYU/klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler