Dua studi yang memiliki hasil bertentangan mengungkap, rokok elektrik mungkin membantu kecanduan yang dialami para perokok, tetapi di sisi lain juga bisa mendorong orang-orang yang bukan perokok untuk merokok.
Rokok elektrik adalah perangkat bertenaga baterai yang memanaskan cairan mengandung nikotin untuk menciptakan asap untuk dihirup oleh penggunanya - sebuah proses yang dikenal sebagai ‘vaping’ atau pengasapan.
BACA JUGA: Peneliti Dunia Kembangkan Otak Buatan dari Sel Kulit Manusia
Ada kontroversi seputar bahaya dan efektivitasnya sebagai alat bantu untuk berhenti merokok, di antara para ahli kesehatan.
Sebuah studi dari siswa SMA yang diterbitkan dalam Jurnal Asosiasi Dokter Amerika (JAMA) menunjukkan, mereka yang telah mencoba rokok elektrik cenderung untuk mencoba juga rokok tradisional.
BACA JUGA: Bergabungnya Australia dalam Serangan Udara ke Suriah Tak Berpengaruh Besar
Dua studi terbaru mengungkap manfaat dan bahaya rokok elektrik. (Foto: Reuters, Regis Duvignau)
Penelitian yang dilakukan pada lebih dari 2.500 siswa AS selama periode enam bulan ini menemukan, 31% dari pengguna rokok elektrik mencoba bentuk lain dari tembakau, ketimbang 8% dari mereka yang tak pernah mencobanya.
BACA JUGA: Cabai yang Pedas Bisa Jadi Kunci Rahasia Menurunkan Berat Badan
Tapi Profesor Psikologi di Universitas London, Peter Hajek, mengatakan, temuan ini tak menunjukkan bahwa rokok elektrik menyebabkan kebiasaan merokok tradisional, tetapi lebih menunjukkan bahwa orang-orang yang tertarik menggunakan rokok elektrik adalah orang-orang yang sama yang tertarik pada rokok tradisional.
Profesor Kesehatan Masyarakat dari Universitas Sydney, Simon Chapman, mengatakan, itu adalah respon "masuk akal" yang digunakan oleh para kritikus, tetapi belum tentu demikian.
"Kritik atas studi seperti itu mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena orang-orang yang menggunakan rokok elektrik adalah orang-orang yang suka mengambil risiko," jelasnya.
Ia lantas menerangkan, "Jadi mereka adalah jenis yang sama dari anak-anak yang minum di bawah umur atau melakukan seks pada usia dini. Itu respon yang masuk akal, kecuali ... kemungkinan ada beberapa orang di antara anak-anak yang mencoba rokok elektrik yang mungkin tak pernah merokok tradisional."
Ia mengatakan, itu terjadi karena setelah mereka "mencicipi nikotin" dan mendobrak larangan merokok atau menggunakan rokok elektrik di depan umum, mereka menjadi lebih tertarik.
Rokok elektrik juga telah dipromosikan sebagai alat yang kurang berbahaya ketimbang rokok.
Para peneliti dari lembaga Kesehatan Masyarakat Inggris melakukan sebuah penelitian terpisah yang menemukan bahwa rokok elektrik 95% kurang berbahaya daripada tembakau dan harus dipromosikan sebagai alat untuk membantu para perokok untuk berhenti merokok.
Para ahli juga mengatakan, tak ada bukti bahwa rokok elektrik adalah pemicu kebiasaan merokok tradisional bagi anak-anak atau para non-perokok, yang bertentangan temuan penelitian JAMA.
Penelitian di Inggris mengungkap, hampir 2,6 juta orang dewasa yang menggunakan rokok elektrik di negara tersebut adalah mantan perokok yang menggunakan perangkat ini untuk membantu mereka berhenti dan hanya 2% dari anak-anak muda yang merupakan pengguna biasa.
Rokok elektrik, ya atau tidak?
Awal tahun ini, Departemen Kecanduan di Inggris menerbitkan penelitian yang menunjukkan, dari sekitar 1.500 perokok, mereka yang tak menggunakan rokok elektrik lebih mungkin untuk berhenti merokok setelah 12 bulan, ketimbang mereka yang menggunakan.
Hal ini menunjukkan, 13,9% dari mereka yang tak pernah mencoba rokok elektrik telah berhenti merokok, dibandingkan dengan 9,5% dari pengguna rokok elektrik musiman dan 8,1% dari pengguna rokok elektrik harian.
Profesor Simon mengatakan, studi itu menunjukkan, klaim penggunaan rokok elektrik sebagai alat yang efektif untuk berhenti merokok tak didukung oleh bukti.
"Itu tak mencerminkan bukti yang meyakinkan. Tingkat merokok di Australia adalah yang terendah di dunia ... tak ada negara dengan prevalensi merokok yang rendah memiliki banyak pengguna rokok elektrik," terangnya.
Sebagai metode untuk berhenti merokok, Profesor Simon mengatakan, rokok elektrik bisa dianggap sebagai pilihan terakhir.
"Bagi orang yang benar-benar menghadapi banyak kesulitan untuk berhenti ... mereka harus mencoba menimbang rokok elektrik," sebutnya.
Seperti halnya mengapa penelitian JAMA dan lembaga Kesehatan Masyarakat Inggris bertentangan, sang Profesor mengatakan, bisa jadi hal itu karena "hal yang berbeda terjadi di negara yang berbeda pula".
Ketua Dewan Dokter Umum di Asosiasi Medis Australia (AMA), Dr Brian Morton, mengatakan, rokok elektrik bukanlah alat bantu untuk berhenti.
"Buktinya tak ada untuk mendukung hal itu. Di sini Anda memiliki dua studi yang berlawanan dalam kesimpulan yang dihasilkan sehingga harus memunculkan keraguan dalam benak setiap orang," jelasnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Para Pengibar Sang Merah Putih di Melbourne