Salah satu tokoh militer paling senior di Australia menilai, bergabungnya negara ini dalam serangan udara ke Suriah tak akan berpengaruh besar.

Pekan lalu, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan, Australia diminta untuk bergabung dengan serangan udara Amerika Serikat terhadap kelompok ISIS di Suriah.

BACA JUGA: Cabai yang Pedas Bisa Jadi Kunci Rahasia Menurunkan Berat Badan

Pernyataan itu muncul setelah salah satu anggota Parlemen, Dan Tehan, mengatakan, Australia harus terlibat karena skala krisis kemanusiaan di Suriah dan demi keamanan dalam negeri.


Ledakan setelah serangan udara AS di kota perbatasan Suriah, Kobane. (Foto: Reuters, Umit Bektas)

BACA JUGA: Kisah Para Pengibar Sang Merah Putih di Melbourne

Tapi Kepala Operasi Pertahanan, David Johnston, mengecilkan efek keterlibatan Australia di Suriah.

"Kontribusi Australia, walau selalu disambut, tak akan memberi pengaruh yang besar, sebagian peluangnya 50-50. Apakah kami beroperasi di Irak atau Suriah, kapasitasnya sama,” ujar Wakil Laksamana David Johnston.

BACA JUGA: Pria Ini Ditangkap Polisi Yang Menyamar Jadi Bocah 13 Tahun

Ia juga mengatakan, pemboman Suriah akan meningkatkan tingkat resiko yang terlibat dalam misi Australia.

"Saya tak meremehkan kompleksitas operasi kami yang baru dimulai di Suriah, itu adalah lingkungan yang secara signifikan lebih sulit," sebutnya.

Kelompok ISIS bertahan

Laksamana David membuat pernyataan ini saat memberikan keterangan publik tentang operasi militer Australia di luar negeri.

Ia mengungkapkan, pesawat pasukan Koalisi telah menewaskan seorang tokoh senior ISIS di Anbar, Irak, pada bulan Juni.

"Pesawat hornet, baru-baru ini, melakukan serangan terhadap sejumlah pejuang Daesh, termasuk seorang pemimpin kunci Daesh di Anbar," jelasnya.

Ia menerangkan, "Pemimpin ini mengendalikan operasi Daesh di wilayah Irak barat dan mengarahkan rencana serta eksekusi serangan yang dilakukan pasukan Daesh. Ia mengkoordinasikan fasilitasi pejuang dan persediaan dengan menggunakan penyeberangan sungai yang dikendalikan Daesh.”

"Pembunuhan - dan itu adalah penembakan sukses - atas individu ini, telah menyebabkan gangguan dan degradasi signifikan pada operasi ofensif Daesh dan juga menguntungkan kekuatan Koalisi serta pasukan Irak di provinsi Anbar," utara Wakil Laksamana David.

Secara keseluruhan, Ia menyebut, kelompok ISIS berjuang untuk bertahan dan mendapatkan kembali wilayah kekuasaannya, dengan sejumlah anggota yang kurang berpengalaman yang kini menduduki tampuk kepemimpinan.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Misteri Reklame McDonalds di Tengah Gurun Australia Selatan Terpecahkan

Berita Terkait