jpnn.com, JAKARTA - Pihak berwenang Hong Kong baru-baru ini memperingatkan berhati-hati terkait penularan virus corona yang bisa melalui hewan peliharaan, terutama anjing. Namun, apakah memang benar-benar bisa terjadi?
Pihak berwenang Hong Kong pada Rabu (4/2) memperingatkan agar orang-orang menghindari untuk mencium hewan peliharaan mereka.
BACA JUGA: Palestina Darurat Virus Corona
Akan tetapi, tidak perlu juga jadi panik setelah seekor anjing berulang kali diuji "positif tapi lemah" untuk virus corona.
Anjing itu diketahui milik seorang wanita berusia 60 tahun pasien COVID-19. Menurut pihak berwenang Hong Kong, kasus itu terjadi karena penularan dari manusia ke hewan.
BACA JUGA: Begini Kondisi 2 Pasien Baru Positif Corona di Sulianti Saroso
Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi Hong Kong menyebut telah ada tes berulang kali terhadap anjing itu. Anjing ras Pomeranian itu dinyatakan memiliki "tingkat infeksi rendah".
Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi mengatakan, para ahli dari berbagai universitas dan World Organisation for Animal Health dengan suara bulat setuju bahwa kasus tersebut merupakan penularan dari manusia ke hewan.
BACA JUGA: Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Disterilkan dari Virus Corona
Bisakah Hewan Menjadi Sumber Penularan Virus Corona?
Lalu, muncul pertanyaan, apakah hewan nantinya bisa menularkan virus corona? Tentu kabar ini membuat panik bagi Anda yang memelihara hewan peliharaan khususnya anjing. Apalagi binatang ini diketahui suka menjilat-jilat.
Baik Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan World Organisation for Animal Health telah mengeluarkan pernyataan tidak ada bukti bahwa hewan peliharaan dapat menyebarkan virus.
"Karenanya, tidak ada pembenaran dalam mengambil tindakan terhadap hewan peliharaan yang dapat membahayakan kesejahteraan mereka," kata organisasi kesehatan hewan tersebut.
Artikel Lainnya: Waspada, Penderita Virus Corona Bisa Tidak Menunjukkan Gejala!
"Selain mempertahankan praktik kebersihan yang baik, pemilik hewan peliharaan tidak perlu terlalu khawatir. Dalam keadaan apa pun, mereka tidak boleh meninggalkan hewan peliharaan mereka," kata pemerintah Hong Kong.
Kalau ada anggota keluarga sakit karena virus corona dan mereka mungkin ingin mempertimbangkan untuk mengarantinakan hewan peliharaan mereka, itu boleh saja.
Namun, inilah yang terjadi sejauh ini. Seorang pasien virus corona di Hong Kong memiliki seekor anjing, dan pihak berwenang menguji anjing yang menunjukkan beberapa tingkat virus di hidung dan mulutnya.
Mereka telah mengujinya beberapa kali, dan tes tersebut masih menunjukkan status "positif tapi lemah". Meski aman, pihak berwenang Hong Kong mengatakan anjing tersebut akan tetap dikarantina.
Mungkin Anda bertanya-tanya, apa arti dari "positif tapi lemah"? Raymond R. Rowland, seorang dokter hewan yang merupakan spesialis virus babi di Kansas State University. Amerika Serikat coba menjelaskannya.
Rowland menjelaskan bahwa itu berarti anjing tersebut memang memiliki virus corona, tapi tidak cukup dapat menyebarkan virus tersebut.(klikdokter)
Redaktur & Reporter : Yessy