Bencana di Sukabumi Pengaruhi Jumlah Wisatawan Saat Nataru

Kamis, 02 Januari 2025 – 00:39 WIB
Kondisi rumah warga yang rusak berat di pesisir Pantai Cipatuguran, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar akibat abrasi pantai pada Jumat, (20/12/2024). ANTARA/Aditya Rohman (Aditya A Rohman)

jpnn.com, KABUPATEN SUKABUMI - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman mengatakan peristiwa bencana di wilayahnya pada Desember 2024 berpengaruh terhadap turunnya kunjungan wisatawan pada libur Natal dan tahun baru.

"Destinasi wisata yang berada di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi yang paling besar merasakan dampak dari tingginya angka kejadian bencana di penghujung tahun," katanya di Sukabumi, Rabu.

BACA JUGA: Rencana Indonesia Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir Dikhawatirkan Memicu Bencana

Menurut Ade, kurangnya wisatawan dari luar daerah yang datang Kabupaten Sukabumi sudah dirasakan sejak libur dan cuti bersama perayaan Natal. Di mana, mayoritas objek wisata yang berada di wilayah selatan sepi, ditambah terjadinya longsor susulan yang menutup akses jalan nasional Bagbagan-Kiaradua, Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan.

Akibat dari bencana itu, akses terdekat menuju pusat Unesco Global Geopark Ciletuh Palabuhanratu sempat beberapa kali ditutup sehingga kendaraan dari arah Pelabuhanratu tidak bisa melintas, walaupun saat ini sudah kembali normal.

BACA JUGA: Bencana Longsor di Temanggung Tewaskan Satu Warga

Bahkan, menjelang perayaan tahun baru biasanya objek wisata pantai selatan sejak H-2 Tahun Baru 2025 jumlah wisatawan yang datang minim atau sepi. Ini dapat dilihat dari volume kendaraan yang masuk, di mana dua hari menjelang pesta pergantian tahun wisatawan sudah memadati hampir di sepanjang destinasi pantai.

Kemudian puncaknya pada H-1, wisatawan yang datang makin membeludak sehingga mengakibatkan terjadinya kemacetan di jalur-jalur menuju objek wisata di selatan Kabupaten Sukabumi. Namun, untuk kali ini hingga malam perayaan pergantian tahun arus lalu lintas tetap normal tidak ada peningkatan yang signifikan.

BACA JUGA: AQUA Elektronik Menyalurkan Bantuan Kepada Korban Bencana Alam di Sukabumi

Turunnya tingkat kunjungan wisatawan juga berdampak kepada tingkat hunian kamar hotel atau okupansi yang biasanya mencapai 90 persen lebih. Tetapi untuk saat ini angka okupansi tidak lebih dari 30 persen.

"Saat pergantian 2023 ke 2024 okupansi di atas 90 persen, tapi di saat perayaan pergantian tahun dari 2024 ke 2025 tingkat hunian kamar hotel di bawah 30 persen," tambahnya.

Ade mengatakan selain bencana yang ikut mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan adalah cuaca. Seperti diketahui sejak H-3 hingga beberapa menit menjelang perayaan pergantian tahun wilayah Sukabumi terus menerus turun hujan deras, sehingga wisatawan yang ingin ke Sukabumi menjadi was-was terjadi bencana lagi.

Namun, berbeda dengan tingkat kunjungan wisatawan ke wilayah utara Kabupaten Sukabumi, dari pantauan di beberapa objek wisata, salah satunya objek wisata Pondok Halimun yang berada di Kecamatan Sukabumi, mayoritas tempat penginapan dipenuhi wisatawan yang mayoritas datang dari luar daerah.

Meskipun diguyur hujan deras, tidak menyurutkan wisatawan yang ingin merasakan perayaan pergantian tahun tepat di bawah kaki Gunung Gede serta bisa memandang indahnya pancaran sinar dari lampu-lampu rumah warga di atas ketinggian. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Riza Patria Pastikan Kemendes PDT Kawal Relokasi Korban Tanah Bergerak di Sukabumi


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler