SECERCAH asa baru pencarian boeing 777 MH370 muncul usai ditemukannya benda yang diduga puing pesawat di Pulau Reunion, Samudra Hindia, Prancis. Pakar ilmu kelautan Australia menyatakan model arus laut konsisten dengan temuan potensi puing pesawat boeing 777.
Model arus laut konsisten dengan penemuan potensi puing-puing di daerah tropis, yang kira-kira berjarak 3.700 kilometer di utara-barat, kata para ahli oseanografi. Arus besar, yang bergerak berlawanan dengan arah jarum jam yang disebut pilin, mencakup sebagian besar bagian selatan dari 70,5 juta kilometer persegi Samudra Hindia.
BACA JUGA: Harga Susu Segar Australia di Supermarket China Capai Rp 150 Ribu/Liter
Arus besar ini bergerak ke Timur Samudera Hindia di dekat Antartika, ke pantai Australia Barat dan ke arah barat di bawah khatulistiwa ke arah La Reunion dan Madagaskar, sebelum akhirnya berbelok ke selatan.
"Hasil dari model arus yang kami lakukan tahun lalu memprediksikan kemunculan puing pesawat ini dalam waktu 18-24 bulan setelah kecelakaan, itu merupakan kemungkinan puing pesawat itu akan berakhir di sekitar kawasan itu," kata Charitha Pattiaratchi, profesor ilmu kelautan pesisir dari Universitas Australia Barat.
BACA JUGA: Kisah Seorang Ayah Penjual Putrinya yang Baru 13 Tahun, Digarap 8 Pria
Titik asal puing itu "pasti akan berada di belahan bumi selatan, akan bergerak menuju ke timur, itu pasti akan mencakup area pencarian fisik yang dilakukan saat ini,” tambahnya.
BACA JUGA: Pajak Backpacker di Australia Kini Sepertiga Penghasilan
Pencarian fisik pesawat MH370 yang saat ini baru rampung setengah dan telah mencakup 120.000 kilometer persegi dasar laut. Pemodelan yang dilakukan Pattiaratchi menunjukan puing-puing pesawat itu bisa tersapu jauh hingga ke barat Madagaskar dalam waktu dua tahun, atau juga tersapu jauh ke arah Timur hingga pesisir Tasmania atau lebih jauh lagi.
Dave Gallo, yang juga ikut memimpin pencarian untuk penerbangan Air France 447 yang jatuh itu di Samudera Atlantik pada tahun 2009 memperingatkan menelusuri kembali puing-puing yang tersapu ke daratan melalui model laut dapat menyesatkan peneliti.
Retro-drifting dari reruntuhan yang ditemukan hanya lima hari setelah Air France mengalami kecelakaan saja tidak menghasilkan terobosan apapun katanya.
"Kami menghabiskan dua bulan di daerah itu dan tidak menemukan apa-apa. Kondisi itu melahirkan ketidakpercayaan dari industri," kata Gallo, Direktur Proyek Khusus dari Institutsi Kelautan Woods Hole.
Jika berhasil dipastikan puing itu berasal dari MH370, maka puing tersebut dapat memberikan lompatan penting bagi upaya pencarian pesawat MH370. Temuan ini juga dapat membantu menyingkirkan beberapa teori konspirasi yang lebih aneh serta meningkatkan prospek penemuan lebih banyak puing-puing di daerah yang sama.
"Ketika kami pertama kali memulai pencarian tidak ada sedikit pun bukti nyata kalau disana memang ada pesawat yang jatuh sama sekali,” kata Gallo.
Bagian dari serpihan pesawat sepanjang 2 meter itu ditemukan oleh orang yang sedang membersihkan pantai di sebelah Timur Madagascar yang jaraknya ribuan kilometer dari lokasi MH370 diperkirakan jatuh.
Perkembangan baru itu muncul setelah ahli kelautan mengatakan sangat masuk akal jika puing-puing dari pesawat yang hilang bisa tersapu hingga ke dekat Afrika oleh arus laut.
Badan investigasi kecelakaan udara Prancis sedang mempelajari puing-puing itu untuk menentukan apakah puing pesawat yang ditemukan memang berasal dari pesawat MH370. Pesawat Boeing 777 milik maskapai Malaysia Airline ini menghilang tanpa jejak pada 8 Maret 2014 atau 16 bulan yang lalu dalam rute perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing dengan membawa 239 penumpang dan awak. (ABC/Reuters/AFP)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Skandal Tunjangan, Ketua DPR Australia Minta Maaf Tapi Menolak Mundur