jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menduga unjuk rasa menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang diwarnai aksi membakar bendera PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), memiliki agenda terselubung.
Aktor utama di balik aksi tersebut kemungkinan menginginkan pemerintahan Presiden Joko Widodo jatuh. Indikasinya, sangat terlihat jelas.
BACA JUGA: Bendera PDIP Dibakar, Inilah Reaksi Puan Maharani
RUU tersebut merupakan usulan DPR dan pemerintah sudah memutuskan untuk menunda pembahasan.
Namun, dalam tuntutan pengunjuk rasa, salah satunya malah mendesak agar MPR menggelar sidang Istimewa untuk memberhentikan Presiden Jokowi.
BACA JUGA: Bendera PDIP Dibakar, Kalimat Ruhut Sitompul Ditujukan ke Pimpinan Aksi
Salain itu, unjukrasa juga diwarnai aksi pembakaran bendera PDI Perjuangan.
Terkesan ulah tersebut sengaja dilakukan segelintir oknum, untuk memancing reaksi agar para kader partai berlambang banteng moncong putih menjadi gelap mata.
BACA JUGA: Berita Terbaru Revisi UU ASN, Perlu Diketahui PNS dan PPPK
"Makanya, saya bilang bagi para aktor politik yang berada di balik penolakan RUU HIP, momentum itu menjadi pintu masuk untuk menjatuhkan pemerintah," ujar Ari kepada jpnn.com, Jumat (26/6).
Pembimbing program doktoral di pascasarjana Universitas Padjajaran ini kemudian memerinci kemungkinan alasan sebenarnya aksi digelar.
"Pertama, kegagalan (aktor-aktor utama pengunjuk rasa) di Pemilihan Presiden 2019 lalu. Kemudian, retaknya kelompok oposisi serta kepentingan mereka yang terusik oleh rezim Jokowi," ucapnya.
Ari memprediksi ketiga hal tersebut menjadi pendorong pihak tertentu untuk selalu mencari celah kelemahan Jokowi.
"Jika dua kekuatan besar yakni Jokowi dan PDIP bisa mereka goyang, maka partai-partai lain yang berseberangan dengan agenda mereka tinggal tunggu waktu saja untuk ikut dihantam," pungkas Ari. (gir/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang