Benny Susetyo: Pancasila Jadi Bintang Penjuru Kesejahteraan Indonesia

Selasa, 03 Mei 2022 – 03:10 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo (kanan) saat wawancara bersama Maarif Institute yang diunggah dalam Kanal Youtube Maarif Institute pada Jumat (29/04/2022). Foto: Dokumentasi pribadi for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menyatakan keyakinan bahwa Pancasila merupakan ideologi yang menjadi bintang penuntun kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Romo Benny menyampaikan hal itu saat wawancara bersama Maarif Institute yang diunggah dalam Kanal Youtube Maarif Institute pada Jumat (29/4/2022).

BACA JUGA: Respons Romo Benny Soal Kelangkaan Minyak Goreng, Tajam Banget

Benny, sapaan akrabnya, mengawali perbincangan dengan menyatakan sesungguhnya Pancasila masih diamini dan dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari.

"Ini terbukti dengan bagaimana masyarakat masih saling gotong royong, bersolidaritas. Contohnya dengan COVID-19, masyarakat secara solider menggunakan masker dan bersedia divaksin. Di desa-desa, misalnya, jika ada acara seperti manten, kedukaan, masyarakat masih tolong-menolong membantu mempersiapkan," ujar Benny.

BACA JUGA: Laksamana Yudo Menyematkan Bintang Jalasena untuk 2 Pejabat BPK

Benny menambahkan nilai-nilai Pancasila juga butuh untuk dilaksanakan dan diimplementasikan dalam kebijakan pemerintah.

"Kita bisa melihat kualitas perbaikkan hidup di luar Pulau Jawa, karena pemerintah mengupayakan pengamalan sila ketiga dan sila kelima Pancasila. Memang tidak sempurna, tetapi ada kemauan (dari pemerintah) agar pancasila menjadi walking dan living ideology. Kita masih berproses menjadi negara," tuturnya.

BACA JUGA: Front Nasional Pancasila: Oligarki di Indonesia Makin Brutal

Saat ditanyakan perihal pandangannya tentang kelompok masyarakat yang mempermasalahkan bahkan ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi Indonesia, Benny mengemukakan berbeda pendapat adalah hal yang harus diterima dalam berdemokrasi.

“Kita negara demokrasi, membutuhkan check and balance. Jika ada orang-orang yang menganggap kegagalan tersebut ada, tentu saja kritik diperbolehkan. Kritik itu bagian dari sistem untuk perbaikan, koreksi. Tetapi tidak menggunakan kekerasan, dan kita bisa duduk bersama-sama untuk mencari titik temu, sebuah kesepakatan,” kata Romo Benny.

Dia pun menambahkan Pancasila adalah final karena konsensus bersama. Ini tidak terlepas dari jasa para ulama.

“Hatta berdialog dengan tokoh-tokoh muslim dan kurang dari 10 menit, terjadi kesepakatan. Ini bukti; Pancasila bukan paksaan, tetapi karena setiap orang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara,” katanya.

Terkait BPIP dan upayanya dalam membumikan Pancasila, Benny menyebutkan beberapa program yang sudah dan akan dilaksanakan oleh BPIP.

‘Ada Ikon Pancasila terdiri dari orang-orang yang melaksanakan Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari. Kolaborasi-kolaborasi dengan kementerian dan lembaga serta organisasi terkait dalam pembumian Pancasila, misalnya Kampung Pancasila, dan juga buku bahan ajar Pancasila untuk PAUD sampai Perguruan Tinggi.

Selain itu, film dan animasi terkait pengamalan nilai Pancasila.

Benny juga menyatakan terutama tentang anak-anak muda Indonesia masyarakat sudah mulai belajar dan mencari tahu informasi-informasi terkait sejarah Indonesia.

Untuk mengetahui bagaimana Pancasila menjadi konsensus, belajar sejarah diperlukan. Anak-anak muda sekarang sudah belajar dan mulai menyajikannya dengan menggunakan media sosial, sehingga menarik dan enak untuk dibaca dan dipelajari.

“Ini menunjukkan sisi optimisme bangsa Indonesia. Masyarakat sekarang dapat menikmati konten nilai Pancasila dengan mudah," kata Romo Benny.

Dalam penutupnya, Benny menekankan optimismenya terkait pelaksanaan nilai-nilai Pancasila di masyarakat Indonesia.

"Saya masih optimistis, asal kita menjaga nalar demokrasi dan ruang demokrasi. Masa depan kita akan lebih ceria, asal tidak membuat kegaduhan yang tidak perlu. Kita jalankan konstitusi dan belajarlah pada sejarah. Itu dapat membantu bagaimana kita melihat masa depan," kata Romo Benny.

“Pembumian nilai-nilai Pancasila membutuhkan kerja keras, kemauan, dan dukungan dari publik dan media. Pancasila adalah bintang penuntun dan cahaya, bukan hanya alat pemersatu, tetapi juga untuk menuju kesejahteraan,” kata Romo Benny.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler