jpnn.com - TIMIKA - Polres Mimika, Pemda serta DPRD Mimika masih terus berusaha mendamaikan kedua kelompok warga di Kota Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, yang bentrok sejak Selasa (24/5) malam lalu.
Akibat bentrok kedua kelompok warga tersebut, sebanyak delapan unit rumah terbakar, seorang warga dikabarkan meninggal dunia dan puluhan warga dari kedua belah pihak mengalami luka akibat benda tajam.
BACA JUGA: Primitif..Beli Beras bisa Seharian, Lebih Akrab dengan Dukun
Informasi yang dihimpun Radar Timika, setelah Selasa nan mencekam itu, aksi pembakaran rumah terjadi lagi sehari setelahnya, masih di Jalan Busiri. Rumah pertama yang dibakar adalah milik Agus Y. Pembakaran ini diduga dilakukan oleh oknum dari kelompok warga, yang melakukan penyerangan ke arah Jalan Busiri.
Selanjutnya, pembakaran tiga unit rumah di Jalan Pattimura, dan pemilik dari tiga unit rumah tersebut yakni Aser P, Supardi P dan Malber M. Dalam aksi pembakaran rumah ini, sejumlah kendaraan roda dua turut dibakar oleh warga. Dua unit rumah petakan di Jalan Busiri juga dibakar warga. Pembakaran disebabkan adanya aksi saling serang antar kelompok warga di lokasi tersebut.
BACA JUGA: Duh..Pengusaha Cantik Tunggak Bayar Rumah Harga Miliaran
Dari dua rumah petakan tersebut, satu diantaranya yang terdiri dari tujuh petak milik Piter K, sedangkan satunya lagi yang terdiri dari enam petak yang belum diketahui pemiliknya, berhubung pemilik tidak berada di tempat. Total rumah yang telah dibakar akibat konflik ini berjumlah delapan rumah.
Aksi brutal warga semakin menjadi-jadi, namun aparat kepolisian dibantu TNI terus berupaya menghentikan pergerakan dari kedua kelompok warga. Namun akibat banyaknya lorong di antara Jalan Busiri dan Sam Ratulangi, dapat dimanfaatkan warga untuk saling melakukan penyerangan secara sembunyi-sembunyi.
BACA JUGA: Duel Antarkelompok di Malioboro, Seorang Meninggal di RS Sardjito
Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mujiharso, Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Andi Kusworo, Kasbrig 20/IJK Yusuf Sampetoding turun langsung ke lokasi kejadian, dan kemudian melakukan koordinasi untuk mengambil langkah-langkah pencegahan terjadinya bentrok susulan. Kapolres menjelaskan bahwa dalam konflik ini, diduga terdapat provokator, yang menimbulkan isu serta informasi yang tidak benar sehingga memancing emosi masyarakat kedua pihak yang bertikai untuk melakukan penyerangan.
"Akhirnya menimbulkan reaksi massa yang susah dikendalikan. Kita dari kepolisian dan TNI sudah berupaya untuk menyekat kelompok yang bertikai, tapi di sini kan lorong banyak, konsentrasi massa bukan satu titik saja," tandas Kapolres.
Konflik yang melibatkan dua kelompok masyarakat di sekitar wilayah Sempan, Kota Timika tidak hanya melumpuhkan aktivitas perekonomian. Ratusan warga mulai dari balita sampai orang dewasa juga menjadi korban. Dimana sejak konflik pecah pada Selasa (24/5) siang lalu, warga yang berada di kawasan Jalan Busiri memilih untuk meninggalkan rumahnya.
Awalnya saat konflik pecah, belum semua warga mengungsi. Hanya warga dari salah satu kelompok yang meninggalkan kawasan Jalan Busiri, karena menjadi lokasi pertemuan dua kelompok masyarakat untuk saling serang. Bahkan rumah warga menjadi amukan pembakaran.
Puncaknya ketika kedua kelompok kembali terlibat aksi serang Rabu (25/5) siang kemarin. Warga yang awalnya masih berdiam di rumah juga ikut warga lain untuk mengungsi. Tidak hanya warga dari salah satu kelompok, tapi semua warga yang tinggal diantara Jalan Sam Ratulangi dan Jalan Busiri.
Warga mengungsi ke rumah kerabat. Namun banyak pula warga yang diungsikan ke gedung gereja terdekat. Tampak kemarin warga membawa perlengkapan seadanya. Untuk bahan makanan pun swadaya dari masyarakat.
Di dalam salah satu gedung gereja, warga baik anak-anak maupun dewasa terlihat masih sangat ketakutan. Ada yang berdiam di dalam gedung gereja. Seorang ibu juga terlihat mengurus anaknya yang masih bayi tertidur di atas lantai beralas tikar. (dzr/sun/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadalah! 1.000 Produk Mengandung Borak
Redaktur : Tim Redaksi