Bentrok Kopassus vs Brimob di Mimika, Nasir Djamil Sebut Cara Kurangi Arogansi

Selasa, 30 November 2021 – 07:14 WIB
Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamili. Foto: dokumen JPNN.Com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Muhammad Nasir Djamil mengatakan perlu ada kemauan dari pimpinan TNI dan Polri menggelar kegiatan yang melibatkan melibatkan personel kedua institusi tersebut di level bawah.

Hal itu disampaikan Nasir Djamil terkait insiden bentrokan antara personel Kopassus dan Brimob di Mimika, Papua pada Sabtu (27/11) lalu

BACA JUGA: Kopassus vs Brimob, DPR Soroti Sinergi Panglima TNI-Kapolri

"Kegiatan yang dibarengi dengan edukasi serta patuh kepada Sapta Marga dan Tribrata adalah cara mengurangi arogansi kedua belah pihak," kata legislator Fraksi PKS itu melalui layanan pesan, Senin (29/11).

Di sisi lain, Nasir Djamil menyarankan negara juga perlu memerhatikan kesejahteraan para prajurit TNI agar kecemburuan sosial bisa dikurangi dan dihindari. 

BACA JUGA: Bentrok Kopassus vs Brimob di Mimika, Mabes Polri: Masalah Kecil, Sudah Selesai Itu

"TNI pascareformasi lebih banyak di barak. Sementara Polri bisa masuk ke semua sudut aktivitas masyarakat karena tupoksinya menghendaki demikian," beber dia.

Seperti diberitakan, k eributan terjadi antara anggota Kopassus TNI  AD yang tergabung dalam Satgas Nanggala engan Brimob dari Satgas Amole, Sabtu (27/11) lalu.

BACA JUGA: Bentrok Kopassus Vs Brimob, Panglima TNI dan Kapolri Diminta Lakukan Ini

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengatakan insiden anggota Kopassus vs Brimob itu terjadi di Ridge Camp Pos RCTU Mile 72 tepat di depan Mess Hall, Mimika, Papua.

“Ini adalah insiden kesalahpahaman,” ujar Kombes Kamal ketika dikonfirmasi, Senin (30/11).

Dia menjelaskan kejadian bermula ketika dari enam personel Satgas Amole Kompi 3 yang berada di Pos RCTU Ridge Camp Mile 72 sedang berjualan rokok.

“Selanjutnya, tiba personel Satgas Nanggala Kopassus sebanyak 20 orang membeli rokok,” kata Kamal.

Ketika itu, anggota Kopassus komplain karena harga rokok yang dijual anggota Brimob sangat mahal.

Setelah itu, terjadi pengeroyokan dengan menggunakan senjata tumpul dan tajam terhadap enam personel Brimob yang berjualan rokok.

Mantan Kapolres Halmahera Selatan itu memastikan insiden itu hanya salah paham dan telah diselesaikan dengan damai. (ast/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler