Bentrok Timika, Satu Tewas

Babinsa dan Belasan Warga Kena Panah

Rabu, 06 Januari 2010 – 05:54 WIB

TIMIKA - Hingga tadi malam, perang dua kelompok warga di Kelurahan Kwamki Lama, Kabupaten Mimika, Papua, sudah memakan korban satu orang tewasAlberth Mom (32) yang lehernya terkena panah dalam bentrok awal yang terjadi di lokasi Tunikama, Kios Panjang Kwamki Lama, Senin (4/1) sore lalu, akhirnya meninggal dunia

BACA JUGA: Banjir, Puluhan Sekolah Diliburkan

Dia menghembuskan nafas terakhir pada Senin (4/1) malam sekitar pukul 22.00 WIT, setelah menjalani perawatan intensif di Bangsal Lukas, Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM), Timika


Adanya satu korban tewas ini dibenarkan Kapolres Mimika AKBP Moch

BACA JUGA: Mantan Menag Puji Kebijakan Pemko Padang

Sagi melalui Wakapolres Mimika Komisaris Polisi Jeremias Rontini, SIK saat dikonfirmasi Radar Timika di Kwamki Lama, Selasa (5/1).  Jeremias mengatakan, jazad Alberth Mom kemarin telah diabukan secara tradisional melalui tradisi adat pembakaran jenazah oleh warganya
Alberth Mom adalah korban dari kelompok warga Mambruk II atau yang disebut warga kelompok atas di Kwamki Lama.

Kabar kematian korban Alberth, kembali menyulut perang

BACA JUGA: Uang Makan Gubernur Rp1,5 M

Warga kelompok atas Mambruk II kemarin kembali angkat busur dan panah dan terlibat perang dengan kelompok bawah TunikamaPerang yang terjadi Selasa (5/1) kemarin mengakibatkan sekitar 18 warga dari kedua belah pihak cidera akibat terkena panahBentrok awal berlangsung sekitar satu jam sejak pukul 05.00 WIT Selasa (5/1), setelah kelompok atas mengangkat busur panah dan memberi isyarat kepada kelompok Tunikama untuk dimulainya perangKonflik tersebut tidak dapat dibendung aparat pengamanan yang telah disiagakan sejak Senin malam di kompleks Kios Panjang, Kwamki Lama.

Korban perang kemarin antara lain Simon Murib (23) warga kelompok atas menderita luka panah pada pundak kiriSelain itu, Sarinus Uamang (23) mengalami cedera pada pergelangan kaki kanan, Yanes Kula (38) luka pada pantat, Deminus Koragina (22) luka panah pada lutut dan Anton Murib (28) luka pada bagian pahaKelima korban tersebut langsung dilarikan ke RSMM.

Dari kubu lain, yakni dari kelompok bawah atau warga komplek Tunikama yaitu, korbannya Yanes Murib yang terluka di kaki kanan karena terkena panah, Irinus Kula luka pada pelipis, Negeral Kime luka pada kaki kanan dan Elius Kula luka pada kaki kiriKeempat korban, selain Yunas Murib, dilarikan ke RSUD MimikaSekitar pukul 12.00 WIT Selasa kemarin, kembali terjadi perangAkibatnya, sebanyak delapan warga dari kedua kelompok terlukaKorban dari kelompok atas sebanyak tiga orang, namun belum berhasil diidentifikasi identitasnya.

Korban lainnya, Yafet Murib yang menderita luka pada kaki kanan, Namu Alom luka pada paha kiri, Umi Murib luka pada buku kaki kiri, dan Minus Murib luka pada rusuk kiri terkena panahKeempat korban dilarikan ke RSUD Mimika karena anak panah masih bersarang pada bagian tubuh mereka yang terlukaPada bentrokan kemarin siang, Badan Pembina Desa (Babinsa) Kwamki Lama Serda Jack Wandagau menderita luka pada bagian rusuk kanan akibat terkena panah yang nyasarKorban kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi.

Korban Serda Jack terjatuh ketika terjadi serangan mendadak dari warga kelompok atas yang diredakan oleh Kapolres MimikaSaat itu, Kapolres  bersama personil Dalmas Polres Mimika berusaha memasuki arena perang, hendak menuju ke kelompok warga TunikamaPolisi terus menghimbau warga agar menghentikan perangSetibanya di lokasi Tunikama, Kapolres bersama personilnya dikejutkan dengan serangan anak panah kelompok warga Mambruk IISituasi ini kemudian memanas dan kembali terjadi saling serangHimbauan Kapolres didengar warga Tunikama, sehingga menghentikan seranganBersamaan, warga kelompok atas ditenangkan jajaran aparat Polres dan Brimob Den BMeski situasi mereda, warga terus meneriakkan yel-yel.

Menjelang petang, perang kembali berkecamukBentrok kembali terjadi pukul 17.00 WIT hingga pukul 18.00 WIT kemarinPerang tersebut mengakibatkan seorang anak berusia 15 tahun bernama Melki Omangal, warga Mambruk II, terkena panah pada dada kiriKemudian Kerol Agabal cedera pada pelipis mata kiriMasih ada dua korban lain, namun identitasnya belum diketahuiDari kelompok Tunikama, diidentifikasi ada tiga warga menderita luka pada bagian kaki.

Pasca perang kemarin, warga kelompok bawah Tunikama dipimpin kepala perang (Waemun) Mikome Murib, sempat menggelar ritual adat melewati kedua bilah bambu yang telah dibelahMaksud ritual tersebut adalah mempersatukan warga yang terlibat perang dari kelompok Tunikama“Kami buat (ritual) ini supaya kami satuBisa makan-minum bersamaIni karena masih adanya luka lama pada perang 2006 silam,” kata Mikome.

Hingga tadi malam, situasi di Kwamki Lama masih tegangKapolres Mimika AKBP Moch Sagi yang dikonfirmasi Radar Timika di Kwamki Lama kemarin, mengatakan upaya persuasif tetap dilakukan dengan memberi pemahaman kepada masyarakat terkait hukum positif dan adatTapi nyatanya upaya tersebut tidak berhasil, sebab sesuai dengan adat warga yang terlibat perang tersebut, jumlah korban meninggal di medan perang harus seimbang, baru bisa menyudahi perang.

Kapolres mengaku sangat prihatinApalagi, pelaku kasus asusila yang berbuntut denda adat, telah meninggal dunia“Sehingga kasusnya gugur demi hukum,” kata KapolresKapolres menyatakan, pihaknya akan tetap mengawal penyelesaian kasus tersebut melalui upaya persuasif

Seperti dijelaskan Wakapolres Kompol Jeremias Rontini pada Senin (4/1) lalu, kronologi kejadian ini berawal 10 bulan lalu di tahun 2009, istri Karinus K, warga komplek Mambruk, menjadi korban kasus asusila yang diduga dilakukan warga komplek TunikamaKasus itu terjadi antara UH dengan EAUH kemudian melahirkan seorang anak pada Desember 2009Pihak keluarga UH menuntut denda adat dari pihak keluarga EAKasus ini pernah diupayakan diselesaikan secara adatDimana pihak Karinus minta bayar denda adatLantaran permintaan pembayaran denda adat sebesar Rp100 juta belum diselesaikan keluarga EA, hingga terjadi bentrok tersebut(eng,sam/jpnn

BACA ARTIKEL LAINNYA... Curi Kamera Buat Bayar SPP


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler