Bentrokan Warga Pecah di Kei Kecil, Kombes Roem Kabarkan Situasinya

Sabtu, 05 Februari 2022 – 22:29 WIB
Benrtokan pecah di Kei Kecil. Kombes Roem menyebut ada delapan warga luka-luka robek hingga terkena tembakan senapan angin. Foto: Ilustrasi/ Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, TUAL - Bentrokan warga terjadi di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) pada Sabtu (5/2) sekitar pukul 07.00 WIT.

Namun, Kabid Humas Polda Maluku Kombes M Roem Ohoirat menyebut situasi seusai bentrokan warga sudah kondusif.

BACA JUGA: Tegas, Kombes Prianto: Tidak Ada Ampun untuk Aipda AS!

"Tadi memang ada sedikit insiden terkait dengan ada satu pihak yang berusaha mendirikan gapura di pintu masuk desanya, tetapi situasi sudah kondusif," ucap Kombes Roem, Sabtu.

Bentrokan antara warga Ohoi Loon dan Ohoi Kelanit itu mengakibatkan delapan warga dari Desa Kelanit luka-luka.

BACA JUGA: Aksi Bripka Oktavianus Bikin Bangga Polri, Irjen Iqbal: Saya Kasih Reward

Dua di antaranya merupakan Ketua Bawaslu Malra Maximus Lefteuw dan stafnya, Lodifikus Lefteuw.

Beruntung, aparat Polri dan TNI turun menghalau massa kedua desa itu.

BACA JUGA: Detik-Detik Bripka Oktavianus Memburu dan Tabrak Penjambret, Irjen Iqbal Memuji

"Semua sudah turun dan mengamankan situasi tadi,” ujar perwira menengah Polri itu.

Roem menyebut warga dalam kejadian itu ada warga yang mengalami luka robek hingga tertembak senapan angin.

"Di antara mereka juga ada yang membawa senapan angin,” kata Kombes Roem.

Konflik kedua desa tersebut bermula dari sekelompok masyarakat Ohoi Kelanit bergerak menuju ke simpang tiga Jalan Ngilngof.

Mereka ke sana untuk membangun gapura Ohoi Kelanit. Namun, rencana itu diketahui masyarakat Ohoi Loon yang merasa tanah itu milik mereka.

“Dianggap bahwa tanah yang akan dipasang gapura itu merupakan tanah milik mereka (Ohoi Loon, red) sehingga terjadilah percekcokan,” beber Roem.

BACA JUGA: Briptu FH Dirawat di RS Polri Kramat Jati, Mohon Doanya

Seusai kejadian, masyarakat yang bertikai direncanakan bertemu pada 10 Februari untuk membahas persoalan tanah yang menjadi pemicu masalah tersebut. (ant/fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler