Berangkat dari Politik Dinasti, Kepemimpinan Gibran Diragukan BEM Universitas Andalas

Jumat, 22 Desember 2023 – 19:55 WIB
Ilustrasi: Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Andalas (BEM Unand) Padang, Sumatera Barat menolak keras praktik politik dinasti. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, PADANG - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Andalas (BEM Unand) Padang, Sumatera Barat menolak keras praktik politik dinasti.

"Kami BEM Universitas Andalas sangat menyayangkan dan juga menolak adanya praktik politik dinasti yang dilakukan oleh Presiden Jokowi," kata Ketua BEM Unand Yodra Muspierdi, Kamis (21/12).

BACA JUGA: Dinonaktifkan dari Ketua BEM UI Gegara Dugaan Kekerasan Seksual, Melki Sedek Berkata Begini

Yodra menjelaskan praktik politik dinasti yang dibangun Presiden Jokowi tentunya membuat demokrasi Indonesia tercoreng. Sebab, hakikat demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat, bukan oleh kekuasaan dan untuk menjaga kekuasaan itu sendiri.

"Maka dari itu kami BEM Universitas Andalas dengan tegas menolak upaya untuk melanggengkan kekuasaan yang dilakukan Presiden Jokowi," tegasnya.

BACA JUGA: Tolak Dinasti Politik, BEM UIN Palembang Ingin Pemimpin Prodemokrasi

Yodra juga menyayangkan proses didapuknya Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, menjadi calon wakil presiden (cawapres) yang dilakukan dengan cara yang tidak beretika.

"Pencalonan Gibran jelas menyalahi etika bernegara dan sangat dipaksakan," ucapnya.

BACA JUGA: Jokowi Singgung Etika dan Sopan Santun soal Kritik Tajam BEM UGM

BEM Universitas Andalas juga menyoroti terkait narasi yang digaungkan ke publik bahwa Gibran Rakabuming Raka adalah satu-satunya calon wakil presiden yang mewakili anak muda.

"Bagi kami Gibran bukan representasi anak muda meski usianya muda, tetapi justru kami tidak yakin dia mampu memimpin anak muda," ucapnya.

Terakhir, BEM Universitas Andalas berharap Presiden Jokowi tidak menyalahgunakan kewenangannya untuk ikut cawe-cawe dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang.

"Presiden Jokowi dulu pernah ngomong ikut cawe-cawe, ini menandakan bahwa presiden tidak netral. Dan kita menuntut dan akan gaungkan terus bahwasanya presiden sebagai Kepala Negara harus netral," pungkasnya. (tan/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Reaksi Istana atas Kritik Pedas BEM UGM terhadap Jokowi


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler