Berani Depak PKS, SBY Bisa Kualat

Selasa, 08 Maret 2011 – 10:06 WIB

JAKARTA - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti mengatakan penggunaan kata pemerintahan koalisi adalah salah kaprah karena dalam konstitusi negara Indonesia tidak dikenalSalah kaprah tersebut terjadi karena kabinet yang dibangun adalah kabinet presidensial bukan kabinet parlementer.

”Kita jangan lupa ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ingin maju menjadi presiden dan setelah dia menjadi presiden, dia ngajak partai-partai politik untuk bergabung mendukung pemerintahan SBY-Boediono

BACA JUGA: Jatah Menteri, PDIP Ditenggat Dua Minggu

Dan saya ingat, PKS adalah partai pertama yang mendukung pencalonan SBY sebagai calon presiden 2009,” ujar Ikra.

Jika SBY berani mencampakan PKS, menurut Ikrar, SBY bisa kualat karena bagaimanapun PKS adalah partai pertama yang mendukung SBY sebagai calon presiden dan partai pendukung sebelum SBY popular karena ketika itu grade-nya masih di bawah Megawati
”Dan itu sejarah penting bagi dukungan SBY yang tidak bisa dilupakan begitu saja,” ulas Ikrar.  

Sementara, pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Bachtiar Effendi menyatakan dalam koalisi jelas akan sulit karena tidak mungkin partai-partai politik digabung secara permanen

BACA JUGA: Demokrat Siapkan Jafar jadi Mentan

Apalagi kalau setiap kebijakan, partai koalisi diminta untuk mendukung secara penuh, itu tidak mungkin
”Pasti akan ada benturan

BACA JUGA: Golkar-PKS Disarankan Keluar Sebelum Didepak

Apalagi setelah masuk tahun 2013, benturan kepentingan politik antar partai akan kencang,” ulas Ikrar.

Saat ini, lanjut Bachtiar, harus ada kesadaran partai koalisi tidak akan bisa mendukung selamanya”Kalau memang dianggap sudah tidak berguna, diganti sajaTapi kalau menteri dari PKS diganti, apakah PDIP atau Gerindra siap menggantikan" Tapi saya yakin, SBY dan PD akan berpikir panjang untuk mengeluarkan PKS dan Golkar dari koalisiKarena jika mereka di luar, akan semakin keras terhadap pemerintah,” ujar Ikrar.

Karena itu, Bachtiar menegaskan, kondisi ini harus dipahami bagian dari dinamika politik”Kalau memang SBY tidak suka dengan salah satu partai, jangan main ancam dengan reshuffleIni politik yang tidak sehatDan saya juga miris dengan pernyataan politisi-politisi Partai Demokrat yang ikutan mengancam dengan bahasa, kalau sudah tidak suka, silakan keluar dari koalisiPernyataan itu mencerminkan ketidakdewasaan berpolitik,” pungkasnya(dms)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Tak Perlu Terpengaruh Pernyataan Ical


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler