jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah menerapkan dua langkah dalam penanggulangan terorisme di Indonesia.
Yaitu lewat langkah persuasif (soft aproach) dan cara keras (hard aproach) atau kontak fisik secara langsung.
BACA JUGA: Geregetan, Mendikbud: Kok Bimbel Lebih Berkuasa daripada Guru?
"Upaya soft aproach ini sangat penting. Karena ibarat sungai, sumbernya terus berproduksi. Kami kewalahan nanti (kalau tidak ditangani dengan baik,red)," ujar Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Jumat (23/12).
Untuk upaya soft aproach kata Wiranto, pelibatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi sangat strategis.
BACA JUGA: Cara Kemendikbud Tutup Kebocoran soal UN
Paling tidak untuk melakukan pencerahan pendidikan kepada kalangan pendidik secara dini.
Untuk kemudian nantinya bisa memberi pendidikan yang baik bagi para siswa di tengah masyarakat.
BACA JUGA: Kemendikbud Yakin 80 Persen SMA/SMK Bisa UNBK
"Jadi pencerahan pada kalangan pendidik penting untuk tahu bahwa terorisme itu tidak baik, sangat penting. Bahwa terorisme itu merusak, terorisme itu mengingkari kesepakatan kita sabagai bangsa," ucap Wiranto.
Menurut mantan Panglima ABRI ini, segala upaya perlu dilakukan dalam penanggulangan terorisme, karena merupakan sebuah penyakit yang sangat merusak kehidupan berbangsa.
"Ibarat sel, kalau dibiarkan (menyebar,red) seluruh tubuh (akan terserang penyakit,red). Jadi perlu di screening, dibersihkan. supaya perusak itu hilang," pungkas Wiranto.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masih Buntu, SMA/SMK Gratis Terancam Hilang
Redaktur : Tim Redaksi