Berantem dengan Seniornya, Fauzan Dikeluarkan dari Sekolah

Rabu, 22 November 2017 – 05:17 WIB
Penganiayaan. dok. Pixabay

jpnn.com, BATAM - Seorang siswa kelas X SMK Penerbangan SPN Dirgantara, Fauzan Azim, 17, dikeluarkan secara tidak hormat dari sekolah swasta tersebut.

Menurut Kepala Sekolah SMK Penerbangan SPN Dirgantara, Erwin Depari mengatakan, Fauzan dikeluarkan dari sekolah atas permintaan dari orang tuanya, Albadri.

BACA JUGA: Kapal Patroli Raksasa Buatan Batam Diluncurkan

"Orang tua Fauzan langsung datang dan meminta agar anaknya di keluarkan dengan cepat, maka kami terpaksa mengeluarkan surat DO," ujarnya.

Dijelaskan Erwin, orang tua Fauzan mendesak agar anaknya dikeluarkan dari sekolah berawal dari Fauzan yang terlambat datang ke sekolah, Rabu (15/11) lalu.

BACA JUGA: Urus Izin, Pengurus Tak Perlu Tatap Muka dengan Petugas

Pada saat Fauzan terlambat itu, kebetulan disekolah sedang kedangan tamu dari salah satu perusahaan penerbangan dan repair pesawat terbang dari Jerman.

"Mr Martin datang ke sekolah untuk menunjau kesiapan taruna yang mau kerja di luar negeri. Rencananya, taruna yang terpilih akan diberikan praktek dan kuliah di Jerman," kata Erwin.

BACA JUGA: Pohon Tumbang, Jalanan Macet hingga 2 Kilometer di Batam

Karena pada saat itu Fauzan datang terlambat, kakak kelas Fauzan yang berjaga di depan sekolah menegur Fauzan dan menghukum Fauzan untuk lari keliling lapangan sekolah.

"Kakak kelasnya ini mantan Provost, tentunya mereka sangat menghargai waktu dan disiplinnya juga tinggi," kata Erwin.

Mendapat hukuman dari kakak kelasnya itu, Fauzan diminta untuk lari lebih cepat dan memukul Fauzan dengan mood (topi untuk siswa penerbangan).

Mendapati pukulan itu, Fauzan diduga merasa sakit hati dan menginjak kaki kakak kelasnya. Dari situ, terjadi perkelahian mulut antara kakak kelasnya dengan Fauzan.

"Entah itu sengaja atau tidak, Fauzan menginjak kaki seniornya," katanya.

Dari pertikaian mulut itu kemudian berlanjut hingga terjadi perkelahian dan dilerai oleh kakak seniornya yang berada di lapangan itu.

"Jadi tidak ada pengeroyokan. Bahkan Fauzan juga melakukan pengrusakan terhadap dinding sekolah," bebernya.

Atas kejadian itu, orang tua Fauzan meminta kepada pihak sekolah untuk mengeluarkan surat pindah kepada anaknya tersebut.

"Untuk mengeluarkan surat pindah kami butuh waktu. Sementara orang tuanya mendesak, makanya kami keluarkan surat DO (Drop Out)," imbuhnya.

Sementara orang tua Fauzan, Albadri mengaku tidak terima anaknya diperlakukan sepeprti itu. Sehingga ia melaporkan kasus ini kepada Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kepri.

"Saya tidak terima. Kasus ini sudah saya laporkan dan serahkan ke KPPAD," ujarnya singkat.(cr1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aborsi, Ibu Muda Buang Jasad Bayi di Tong Sampah Klinik


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler