Beras di Kabupaten Sukabumi Melimpah, Surplus 400 Ribu Ton

Minggu, 24 November 2019 – 23:32 WIB
Pelajar di Kabupaten Sukabumi belajar panen padi untuk menumbuhkan rasa cinta bercocok tanam. Foto: Aditya Rohman/Antara

jpnn.com, SUKABUMI - Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebutkan surplus beras pada 2019 diperkirakan mencapai 400 ribu ton, dan kemungkinan jumlah tersebut bisa kembali bertambah karena masih banyak lahan padi yang akan panen hingga akhir tahun.

"Surplus beras ini dihitung dari jumlah produksi beras di Kabupaten Sukabumi yang mencapai 650 ribu ton dikurangi kebutuhan warga selama setahun sekitar 250 ribu ton. Sehingga, selisih jumlah tersebut merupakan surplus," kata Kepala Distan Kabupaten Sukabumi Sudrajat di Sukabumi, Minggu (24/11).

BACA JUGA: Impor Beras Ketan Bakal Melukai Semangat Petani

Menurutnya, surplus beras setiap tahunnya selalu meningkat seperti pada 2018 lalu mencapai 350 ribu ton, meskipun sejak Juli wilayah Kabupaten Sukabumi memasuki musim kemarau tetapi, tidak mempengaruhi produksi beras.

Tingginya surplus beras ini menjadikan Kabupaten Sukabumi sebagai lumbung beras nasional. Bahkan, beras dari kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini dipasok ke daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

BACA JUGA: Perkuat Cadangan Beras Pemerintah Daerah, BKP Kementan Bahas Rancangan Inpres

Ia menambahkan, di November ini akan ada panen padi di sekitar 8.300 hektare dan hasil panen tersebut tentunya mencukupi untuk kebutuhan beras dalam sebulan ke depan.

Selain itu, pihaknya pun menargetkan dari 8.300 hektare lahan itu minimalnya 5 ribu hektare yang bisa panen secara maksimal jika kurang dari angka tersebut maka akan dilakukan evaluasi penyebabnya bisa saja akibat gagal panen yang dipengaruhi musim kemarau maupun serangan hama.

"Kami menargetkan setiap tahunnya luas lahan padi yang bisa panen sekitar 170 ribu hektare yang artinya produksi gabah 950 ribu ton, dan jika dikonversi menjadi beras menjadi sekitar 650 ribu ton atau susut 30 persen," tambahnya.

Sudrajat mengatakan, untuk luas lahan pertanian basah di Kabupaten Sukabumi mencapai 55.300 hektare, yang satu hektare lahan itu bisa dua sampai tiga kali panen. Ia mengatakan, mayoritas lahan pertanian merupakan sawah tadah hujan sehingga, produksi berasnya sangat mengandalkan hujan.

Namun demikian, pihaknya sudah melakukan antisipasi seperti membangun saluran irigasi dan pompanisasi untuk mengairi sawah di saat musim kemarau. Dengan membludaknya produksi ini Kabupaten Sukabumi tidak pernah kekurangan persediaan beras dan harga stabil sepanjang tahun seperti 2019 ini.

Pihaknya pun tetap mengimbau kepada petani atau pengusaha beras agar hasil produksinya tidak langsung dipasok ke luar daerah, tetapi harus memenuhi permintaan pasar lokal. "Agar kebutuhan permintaan warga terpenuhi dan tidak ada kekurangan," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler