jpnn.com, JAKARTA - Wacana impor beras ketan yang ingin dilakukan oleh Perum Bulog bakal menjatuhkan semangat petani. Oleh karena itu, impor tersebut baiknya dibatalkan karena implikasinya bertolak belakang juga dengan misi Presiden Jokowi.
Ketua Asosiasi Lumbung Pangan Jawa Timur Suharno menilai rencana impor beras ketan itu tidak masuk akal. Pasalnya, sebelum ada impor beras ketan, saat ini beras dan gabah di penggilingan padi menumpuk dan tidak bisa dijual.
BACA JUGA: Impor Beras Ketan Bulog Perlu Diawasi
“Kalau impor jadi, ini akan menyebabkan gairah untuk bertani menjadi loyo, petani tidak akan semangat. Sedangkan impor yang lama saja masih mempengaruhi distribusi beras saat ini,” kata Suharno saat dihubungi, Rabu (20/11).
Pemerintah, kata dia, seharusnya menjaga stabilitas harga dan produktivitas, bukan impor. Jika dilakukan impor beras ketan, maka dia menilai pemerintah tidak memikirkan produk petani sendiri.
BACA JUGA: Mengolah Beras Ketan Hitam Untuk Kudapan
“Harusnya petani ditingkatkan lagi untuk bertanam (beras ketan) daripada impor. Konsep itu yang harus diwujudkan untuk swasembada pangan,” kata Suharno.
Dia mengharapkan ada peningkatan hasil panen dan percepatan tanam pascakemarau panjang ini, baik beras biasa maupun beras ketan. “Sehingga panen bisa terjadi tiga kali dalam satu tahun,” tuturnya.
BACA JUGA: Eksportir Tertarik Kembangkan Beras Ketan Hitam Bandung
Sementara itu, pengamat ekonomi dari Indef Berly Martawerdaya mengatakan, biasanya masa panen padi terjadi pada Januari. Untuk meyakinkan adanya urgensi impor, harus ada data produksi dari Badan Pusat Statistik (BPS). Adanya impor bisa dipastikan akan menafikan produksi petani di Tanah Air.
“Kalau memang stok beras ketan tersedia sampai ke panen berikutnya, ya, tidak perlu impor. Apalagi sekitar tiga bulan lagi mau panen, tinggal lihat data BPS apakah sudah tahap membutuhkan atau tidak,” jelasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Perum Bulog Awaludin Iqbal membenarkan ada permohonan impor beras ketan sebanyak 65 ribu ton dari Bulog ke Kementerian Perdagangan. Dia mengatakan, permintaan impor dari Vietnam dan Thailand tersebut adalah karena ada kebutuhan di dalam negeri yang tidak terpenuhi oleh petani di dalam negeri.
"Kalau data pasokan dalam negeri ada di Kementan, yang pasti ini kan kebutuhan customer yang minta segitu, kategori beras ini kan khusus dan tidak gampang mendapatkannya," kata dia beberapa waktu yang lalu. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga