Berbagai strategi dilakukan pengelola media di Amerika untuk bisa bertahan menghadapi krisis ekonomi yang hingga kini belum diketahui kapan berakhirnyaLaporan SUKRIANSYAH S
BACA JUGA: Anak Bangsa di Balik Peluncuran Roket Prestisius di Bumi Indonesia
LATIEF yang baru pulang dari perjalanan mengelilingi kota-kota di Negeri Paman Sam.---
MEDIA cetak di Amerika kini sedang diuji
BACA JUGA: Edward E. Masters, Diplomat AS
Iklan sebagai ''gizi'' terbitnya media cetak kini semakin berkurang, sementara biaya cetak dan operasional meningkatBACA JUGA: Sintong Panjaitan setelah Ungkap Memoar tentang Peralihan Masa Reformasi
Setiap minggu, ada saja media yang memberhentikan karyawan atau kalau tetap mau bertahan, harus siap menerima pengurangan gajiBerbagai kiat ditempuh untuk bisa bertahan terbit, meski tidak menjamin sampai kapan bisa bertahan.
Harian St Louis Post-Dispatch (St LP-D) yang terbit di Saint Louis, negara bagian Texas, misalnya, dalam tiga bulan ini telah kehilangan 60 karyawan, baik yang dikeluarkan maupun yang mengundurkan diri''Di antara mereka itu ada yang wartawan dan staf,'' kata Jeremy Kohler, 36, yang sudah 15 tahun menjadi wartawan serta 10 tahun bekerja di harian St LP-D
Saat ini, koran yang beroplah 275.000 eksemplar pada hari biasa dan 475.000 eksemplar khusus pada Minggu itu memiliki sekitar 400 karyawanDi antara jumlah tersebut, 60 orang adalah wartawan lapangan dan 20 redaktur.
Oplah koran yang berusia 130 tahun itu (didirikan sejak 1878) saat ini jauh lebih kurang dibanding tahun laluJumlah halaman tinggal 28 atau 32 halaman pada Senin-Sabtu, meski pada Minggu bisa dua kali lipat.
Menghadap krisis ini, lanjut Kohler, pihaknya mengurangi jumlah kantor perwakilan di daerah, mengurangi biaya langganan jaringan (networking), serta biaya-biaya perjalanan''Ya termasuk biaya investigative reportingJadi, tinggal yang penting-penting dan besar saja,'' kata Kohler yang sekitar lima tahun menjadi jurnalis investigator
Dia juga tercatat sebagai anggota Investigative Reporters and Editors Inc (IRE) dan Society of Professional Journalists (SPJ)
Rekan Kohler yang lain, Patrick Gauen, 58, menambahkan, pihaknya kini terus mengembangkan media online St LP-D yang sudah hampir berusia 10 tahunSaat ini, lanjut dia, edisi online-nya semakin mendapat tempat di masyarakat yang semakin modern
''Penghasilan dari online sekitar 8 persen dari jumlah penghasilan Saint Louis,'' jelasnya tanpa mau menyebutkan nilainyaMenurut wartawan yang sudah 24 tahun bekerja di St LP-D itu, dulu mereka pun punya bisnis televisi, tapi juga sudah dijual.
Sama dengan St LP-D, harian The San Francisco Chronicle (The Chronicle) di San Francisco, California, mengalami hal yang serupaMenurut John Wildermuth, wartawan senior di The Chronicle, sejumlah biro di daerah, seperti di Sacramento, juga telah ditutup''Jumlah karyawan juga dikurangiAda yang diberhentikan dan ada yang dipensiun dini,'' katanya.
''Yang masih tinggal ada yang dikurangi gajinyaTapi, sebelumnya harus dengan negosiasi melalui serikat pekerja,'' tambah jurnalis yang telah berumur 57 tahun tersebut
Untuk mengurangi biaya operasional, The Chronicle juga melakukan seleksi terhadap kasus-kasus yang akan diinvestigasi''Dulu ada lima wartawan investigasiSekarang tinggal dua karena biayanya sangat besar,'' ungkapnyaSeperti St LP-D, The Chronicle dulu juga mempunyai bisnis televisi, namun telah dijual pada 2000.
Untuk mengurangi biaya cetak, kata Wildermuth, jumlah halaman juga dikurangi bila pada edisi hari itu jumlah iklan kurangPada Senin, Selasa, dan Sabtu, halaman dikurangiTapi, pada Rabu, Kamis, Jumat, dan Minggu bisa sampai 42 halaman ditambah beberapa halaman ukuran kecil
Menariknya, agar lebih efisien, pencetakan koran tak ditangani sendiri, tapi akan diserahkan kepada perusahaan lain''Jika memakai percetakan outsourcing, bisa mengurangi biaya,'' tegasnya
Rencana outsourcing tersebut akan dilakukan sekitar Juni mendatang dengan menggandeng perusahaan percetakan dari KanadaDulu, The Chronicle mempunyai empat mesin cetak, tapi kini tinggal satuItu pun hendak dijual setelah outsourcing ini terlaksana.
Menurut Steve Proctor, redaktur pelaksana The Chronicle, tirasnya kini turun 20 persen dan tinggal 325 ribu eksemplarPerusahaan menanggung kerugian sekitar USD 50 juta setahun yang sudah berlangsung hampir empat tahun (total dalam empat tahun berarti mencapai Rp 2,3 triliun).
Akibat kesulitan itu, jumlah karyawan dikurangiKalau dulu sekitar 500 orang, kini tinggal 300-anDi redaksi, misalnya, penyunting yang dulu 50 orang kini tersisa 40 orang''Tidak ada orang yang kerja di media cetak di Amerika saat ini yang merasa aman,'' ungkap Proctor.
Turunnya jumlah tiras juga dialami The Texan Daily, koran kampus Texas University yang beredar umum di Kota AustinMenurut Leah Finnegan, pemimpin redaksi, yang didampingi Vikram Swaruup, redaktur pelaksana, kini tirasnya tinggal 15 ribu eksemplarTurun sekitar 5 ribu dibanding sebelumnya.
Koran yang terbit Senin sampai Jumat itu dibagikan gratis kepada mahasiswa dan warga umum di Kota Austin, TexasKoran yang dibiayai dari iklan dan iuran mahasiswa melalui uang kuliah tersebut ada sejak 1900Namun, biaya operasional dan cetak yang semakin besar membuat manajemen akan menjual mesin cetaknya.
''Kami akan mencetak di luar saja, lebih murahKami mau outsourcing,'' kata Leah, 21, yang Mei nanti diwisuda dan berarti berakhir pula masa jabatan Pemred-nya.
Menurunnya pendapatan media di Amerika sehingga para awak redaksi harus mengurangi liputan-liputan investigasi membuat beberapa kalangan prihatinSebab, itu berarti publik terancam tak mendapat liputan investigasi yang bernilai tinggi
Sandler Foundation, misalnya, sampai membentuk Pro Publica, semacam lembaga kantor berita untuk liputan-liputan investigasi yang dimuat di Webb OnlineHasil liputan mereka bisa diakses media cetak maupun elektronik tanpa harus meminta izin untuk memuatnya.
Dana yang disiapkan untuk Pro Publica di New York itu mencapai USD 10 juta setahun dengan mempekerjakan 28 wartawan dan redaktur serta tujuh staf administrasiMereka merupakan orang pilihan di antara 1.000 orang yang melamar
''Kami memberi laporan-laporan investigasiMisalnya, kasus penyiksaan tahanan di Guantanamo,'' jelas Mike, humas Pro Publica yang lulusan Ohio University.
Bukan hanya media cetakMedia televisi juga merasakan dampak resesi ekonomi iniKathy Hadlock, special projects producer di KVUE Austin TV, Texas, mengakui, saat krisis ini pendapatan iklannya ikut berkurang, termasuk iklan mobil''Untuk itu, biaya operasional dikurangi, termasuk biaya investigative reporting,'' ungkapnya.
Saat ini, lanjut dia, kalau ada karyawan yang keluar, pihaknya tidak akan mengganti atau menambah karyawan lagi''Sekarang mesti lebih hemat dan efisien,'' tegasnya.
KVUE TV yang merupakan TV lokal itu mengudara selama 24 jam dengan 47 awak redaksi''Saya punya dua anakSaya sudah minta keduanya jangan jadi wartawanMasa depannya suram,'' katanya dengan nada bercanda(el)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Brigjen Pol Anton Bachrul Alam dan Nuansa Beda di Polda Jatim (2-Habis)
Redaktur : Tim Redaksi