jpnn.com, SIDOARJO - Bakal calon Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menggalakkan program Berbagi Gizi di sejumlah titik di kabupaten tersebut.
Kegiatan tersebut muncul lantaran kekhawatiran Muhdlor Ali terhadap menurunnya asupan gizi warga selama pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Pengamat: Baliho Gus Muhdlor Berlogo PKB dan Foto Cak Imin Sinyal Rekomendasi
Salah satu titik yang dituju ialah di Kecamatan Krian, Minggu (26/7).
Muhdlor menyediakan berbagai jenis bubur penuh gizi secara gratis kepada warga.
BACA JUGA: Gus Muhdlor Dorong UMKM Sidoarjo Naik Kelas
Ada bubur kacang hijau, bubur sumsum, bubur ketan hitam, hingga bubur mutiara.
Semuanya diproses dengan memberdayakan warga di sekitar lokasi.
BACA JUGA: Gus Muhdlor Angkat Semangat Baru Ansor Jatim Demi Perubahan di Sidoarjo
Gus Muhdlor, sapaan akrab Ahmad Muhdlor Ali, tampak ikut meladeni secara langsung warga yang mengantre.
Mengenakan kostum bersepeda warna hijau, wakil ketua GP Ansor Jawa Timur itu dengan sabar melayani warga.
”Ini buburnya dicampur semua atau apa yang disukai?” tanya Gus Muhdlor
”Antre ya, Pak, Bu, yang tertib. Itu maskernya tolong juga dipakai, ya,” imbuhnya.
Sebanyak 200 porsi disediakan dan ludes.
”Lelah setelah gowes, lalu ikut menyiapkan bubur untuk warga. Namun, kelelahan itu hilang karena melihat senyum warga, harapan warga, dan berbagai aspirasi perubahan yang disampaikan ke saya,” ujar Gus Muhdlor.
Muhdlor mengatakan, program Berbagi Gizi juga menjadi salah satu agenda yang akan digalakkan bila dipercaya menjadi bupati.
Ada tiga manfaat yang langsung didapatkan dari program ini.
Pertama, membantu mencukupi kebutuhan gizi warga.
”Nanti bukan hanya bubur. Yang disajikan sesuai keanekaragaman potensi lokal. Bisa ikan atau tanaman yang di daerah itu. Dan tentu kebutuhan gizi ini di luar asupan untuk ibu hamil dan balita yang perlu diberikan khusus,” ujarnya.
Kedua, menggerakkan ekonomi lokal, karena semua bahan dibeli dan diproses warga setempat.
”Jadi bayangkan, ke depan dibikin program ini tiap Minggu, di 353 desa/kelurahan, masing-masing desa/kelurahan ada tiga titik. Maka ada lebih dari 1.050 titik membagikan gizi ke warga. Per titik ada 200 porsi, maka ini melayani lebih dari 200.000 warga,” ujarnya.
Semua itu harus didanai pemerintah daerah dengan melibatkan warga setempat, sekaligus untuk menggerakkan ekonomi lokal.
”Misal per titik Rp1,5 juta, maka tiap akhir pekan ada Rp1,5 miliar berputar di kampung, sekaligus memberdayakan warga. Ibu-ibu yang punya warung, bisa dilibatkan. Ibu-ibu yang belum punya kegiatan diajak, sehingga ada tambahan pemasukan,” ujarnya.
Manfaat ketiga, sambung Muhdlor, menambah keguyuban warga.
”Semua berinteraksi, kerja sama menyiapkan makanannya. Warga guyub, Sidoarjo tenteram dan adem,” paparnya.
Sementara itu, salah seorang warga, Yuliani, senang dengan program Berbagi Gizi ala Gus Muhdlor.
Apalagi, produksi berbagai makanan bergizi yang dibagikan ke warga juga melibatkan pelaku usaha di sekitar lokasi.
”Alhamdulillah, dapat bubur sehat. Bisa untuk tambahan konsumsi keluarga,” ujar warga Kecamatan Krian tersebut. (*/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek