jpnn.com - KUBU RAYA – Sebanyak 749 kepala keluarga (KK) warga mantan anggota Gafatar dari Kabupaten Mempawah yang dievakuasi ke Markas Perbekalan dan Angkutan (Bekang) Kodam XII/Tanjung Pura di Kabupaten Kubu Raya. Di sana, sudah ada sejumlah wartawan mengerumuni perwakilan eks Gafatar bernama Aji.
Menurut Aji, apa yang dia dan warganya lakukan di Kabupaten Mempawah adalah berharap bisa mandiri pangan. Namun, yang terjadi akhirnya, mereka diusir paksa dari tanah yang mereka beli sendiri.
BACA JUGA: Walah, Gara-gara KPK Anggota DPRD BantenTakut Ngantor
Aji menolak untuk dipulangkan ke Jawa, lantaran saat hendak merantau, harta benda dan rumah di sana sudah dijual dengan harapan di Kalimantan mendapat penghidupan lebih baik.
“Jika dipulangkan lagi ke Jawa, apa yang mau diperbuat? Bagaimana dengan nasib ribuan orang ini?” tanya dia.
BACA JUGA: Sempoyongan, Bicara Tak Jelas, Pria WN India itu pun Langsung....
Dikatakannya, kelompok taninya itu tidak melakukan aktivitas terkait Gafatar. Aji berharap pemerintah bisa lebih bijaksana.
“Apa salahnya jika kami ingin membantu pemerintah di sini? Kami ingin menghijaukan dan menjadikan Kalimantan ini menjadi lumbung beras,” jelas dia, seperti diberitakan Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: Sebelum Diungsikan Penghuni Kampung Gafatar Lelang Barang
Ditambahkan Aji, pihaknya lebih siap direlokasikan ke tempat rekan-rekannya yang ada di Melawi. Karena mereka di sana memiliki 600-an hektar lebih lahan.
“Daripada kami harus dipulangkan lagi ke Jawa. Warga di Jawa sudah represif dengan kami, walaupun kami sudah menyatakan membubarkan diri pada tahun 2015 lalu,” tuturnya.
Yang menarik, Aji mengaku pihaknya sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat sekitar Pasiran, Kabupaten Mempawah.
“Bahkan kami pun sudah mendapatkan subsidi dari Dinas Pertanian di sana. Mulai dari diberi pupuk sampai dipinjamkan traktor untuk kami menggarap lahan,” bebernya. (Kam/Isf/Ach/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-Gara PLN Tak Becus, Pengusaha di Daerah Ini Merugi
Redaktur : Tim Redaksi