Berdalih Razia, Prajurit Perkosa Dua Gadis Kakak Beradik

Kamis, 01 Maret 2018 – 12:42 WIB
Demonstrasi menentang pemerkosaan di India. Foto: AFP

jpnn.com, DHAKA - Chittagong Hill Tracts (CHT), area di tenggara Bangladesh yang berbatasan dengan India dan Myanmar, masih tegang pasca pemerkosaan dua gadis etnis Marma Januari lalu.

Awal pekan ini sejumlah besar aktivis dan warga turun ke jalan. Mereka menuntut pemerintah untuk lebih serius menangani kasus pemerkosaan kakak beradik itu.

BACA JUGA: Nilai Kerja Sama Perdagangan RI dan Bangladesh Meningkat

’’Kami membentuk komite yang terdiri atas tiga orang dan segera berangkat ke Rangamati untuk melakukan investigasi independen,’’ ujar Jubir National Human Rights Commission (NHRC) sebagaimana dilansir Al Jazeera, Rabu (28/2).

Rangamati adalah kota kecil di CHT, tempat dua korban yang masing-masing berusia 19 dan 14 tahun itu tinggal. Di sana pula mereka diperkosa personel militer Bangladesh.

BACA JUGA: Siang Ini Jokowi Kunjungi Pengungsi Rohingya di Coxs Bazar

Pemerkosaan itu terjadi pada 22 Januari dini hari. Saat itu dua tentara masuk ke rumah korban dengan alasan razia keamanan. Mata dua gadis tersebut ditutup dan kepala mereka ditodong senjata.

Pelaku lantas bergantian memerkosa si kakak. Saat menunggu giliran, salah satu pelaku melecehkan si adik. Kebiadaban itu terbongkar setelah si kakak menjerit saat si adik hendak diperkosa.

BACA JUGA: Lembaga HAM Minta Pemulangan Pengungsi Rohingya Ditunda

Esok harinya kakak beradik itu dilarikan ke rumah sakit. Yan Yan, aktivis HAM yang juga dianggap ratu oleh etnis Marma di CHT, menjenguk korban.

’’Saat saya berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, tentara-tentara itu menganiaya saya. Listrik rumah sakit dimatikan dan mereka lantas melarikan kedua korban,’’ katanya. Kejadian tersebut juga memicu unjuk rasa di berbagai lokasi Bangladesh.

Pertengahan Februari lalu dua korban hadir dalam hearing kasus pemerkosaan itu. Dengan alasan keamanan, aparat malah membawa mereka entah ke mana.

’’Militer dan pengadilan bersekongkol menculik kedua korban,’’ kata Yan Yan.

Ketika gelombang protes massa meluas, kakak beradik itu lantas dipulangkan. Namun, sampai kemarin kedua korban dan keluarganya tidak pernah muncul lagi di Rangamati. (hep/c15/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ke Sri Lanka, Jokowi Awali Lawatan ke 5 Negara Asia Selatan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler