JAKARTA-- Ketua Umum Center Institute of Strategic Studies (CISS) for National Resilience, MD La Ode menilai, sesuatu yang wajar jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan reshuffle kabinetNamun bagi La Ode, reshuffle tidak ada kaitannya dengan sikap partai partai koalisi dalam merespon kasus bailout Bank Century
BACA JUGA: Tiga Modus Kejahatan BC
Dia mengatakan, alasan dilakukannya reshuffle harus berdasarkan hasil evaluasi obyektif terhadap kinerja 100 hari para anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II
BACA JUGA: Fadel Digelari Jago Ngecap
Jadi kalau menteri A atau B yang dianggap tidak mampu, yang memang harus diganti," kata La Ode kepada JPNN, di Jakarta, Sabtu (13/2).Hasil evaluasi kinerja 100 hari, lanjut La Ode, merupakan waktu yang tepat untuk melakukan perubahan komposisi kabinet
BACA JUGA: Justru SBY yang Takut Koalisi Pecah
"Seratus hari merupakan tahap uji kapasitas dan kapabilitas menteri di departemennyaKalau memang dianggap sebaiknya dilakukan reshuffle, ya lakukan saja," ucapnya.Dijelaskan, kinerja presiden memang sangat dipengaruhi kinerja jajaran menterinya yang berperan sebagai pembantu presidenJika kinerja para pembantunya itu memang belum memuaskan, presiden berhak mengganti atau merubahnya"Diharapkan dengan reshuffle, ada perubahan agar kinerjanya lebih baik," cetusnya(oji/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Bantah Bidik Ical
Redaktur : Soetomo Samsu