jpnn.com - MERANTI - Khairullah (30) warga Jalan Rintis, Kelurahan Selatpanjang Timur, Tebingtinggi, Kepulauan Meranti, mengaku dikeroyok sejumlah oknum Polsek Tebingtinggi Bara, Rabu (11/11). Ayah dua anak ini dikeroyok, setelah sebelumnya dituduh sebagai pelaku pencurian.
Korban juga mengaku sempat diperlakukan secara tidak wajar. Seperti ditelanjangi, diludahi, dipukuli pakai kayu, ditodong pistol. Lantaran tidak terbukti, ia dilepas, lalu diberi uang sebanyak Rp50 ribu.
BACA JUGA: Perwira Polisi Positif Narkoba Diringkus Bersama 20 Orang Di Hotel
''Saya diminta agar tidak melaporkan ke siapa pun dan diminta untuk bekerja seperti biasa,'' sebut korban kepada Pekanbaru MX (Jawa Pos Group), Kamis (12/11).
Menurut Khairul, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu dia yang bekerja sampingan sebagai tukang ojek ditelepon seorang wanita untuk minta antar ke suatu tempat. Lalu, dia datang menjemput wanita itu di kedai kopi Valentine di Sungai Juling.
BACA JUGA: Dalami Kemungkinan Pegawai Bank Terlibat Mama Minta Pulsa
Setiba di kedai kopi, ada lima orang anggota Polsek Tebingtinggi Barat. Ia diamankan dan dienterogasi sambil meminta Hp miliknya untuk diperiksa.
Merasa tidak bersalah, korban berusaha beradu argumen. Tapi kelima oknum anggota itu tetap tak percaya dan langsung membawanya ke rumah salah seorang warga bernama In di Jalan Dorak. Bahkan, di rumah tersebut sudah ada pria berinisial He yang menuduhnya mencuri.
BACA JUGA: Yang Tertipu SMS Mama Minta Pulsa, Lapor ke Nomor Ini
Ia dipukuli dengan helm agar mengaku. Tidak lama kemudian korban bersama dua orang lainnya dibawa menggunakan motor ke Polsek Tebingtinggi Barat di Desa Alai. ''Selama di motor saya ditodong pistol dan dimaki-maki. Terus dipaksa untuk mengaku telah mencuri,'' ujarnya.
Karena masih belum mengaku, korban ditelanjangi dengan tangan terborgol. Kemudian para oknum polisi itu terus memukul dengan berbagai cara. Mulai dari menggunakan lutut, siku, kayu. Kaki kursi pun dipukulkan ke bagian dada, punggung, serta bibir.
''Sampai kini dada dan punggung saya sakit dan sedikit memar. Bibir saya pecah akibat dipukul. Saya sudah minta tolong, ampun pak, saya tidak pernah mencuri, saya cuma bekerja sebagai loper pak,'' tuturnya.
Saat disiksa, seorang oknum sempat mengatakan bahwa mereka mengetahui kalau Khairul adalah tersangka pencurian dari seorang dukun. Usai diintrogasi, akhirnya dua tersangka lagi yang bernama In dan He itu mengaku kalau si korban tidak terlibat. Baru korban disuruh pulang.
Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Zahwani Pandra Arsyad MSi mengaku belum mendapat laporan kejadian itu. Ia menganjurkan pihak korban untuk melapor ke Propam agar ditindaklanjuti secara hukum. (PMX/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terima SMS Mama Minta Pulsa? Tak Perlu Bilang Papa, Hubungi Nomor Ini
Redaktur : Tim Redaksi