Berdayakan Industri Rumah Tangga, Contohlah China!

Minggu, 24 November 2013 – 19:20 WIB

jpnn.com - JAKARTA - China adalah negara yang belakangan ini memiliki industri rumah tangga yang sangat pesat. Negeri tirai bambu itu bisa memenuhi konsumsi domestik sekaligus menstimulasi pertumbuhan ekonomi karena tingginya konsumsi di dalam negeri dari produk industri rumah tangga. Pertumbuhan itu seiring dengan sika pemerintahnya yang menyediakan pasar riil bagi industri ini sehingga pelaku bisnis sektor ini juga tinggi peminat.

Melihat kemajuan itu, calon anggota DPD dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta, Rommy mengatakan Pemerintah DKI Jakarta tak perlu malu mencontoh China. Apalagi di Jakarta, industri menengah kecil sangat berpotensi untuk terus dikembangkan. Terlebih kata dia, belajar dari pengalaman sebelumnya, industri menengah kecil ini lebih tahan terhadap terpaan krisis keuangan global.

BACA JUGA: DKI Belum Maksimal Soal Larangan Buang Sampah

"Selain sektor industri besar yang menjadi penopang ekonomi di DKI Jakarta, sektor usaha menengah dan kecil juga menjadi potensi yang tak kalah besar jika dikelola oleh masyarakat dan disupport oleh pemerintah. Tentunya sektor berbasis rumah tangga ini bisa memberdayakan ibu rumah tangga, dan sekaligus membuka lapangan pekerjaan, dan menaikkan pendapatan keluarga," kata Rommy dalam keterangan persnya, Minggu (24/11).

Pria yang memilih tagline Anak Kampung Jakarta sebagai calon senator lantas mengutip data dari Badan Pusat Statistik. Kata dia, IBS (industri besar sedang) misalnya industri manufaktur mengalami pertumbuhan dari 3 persen menjadi 5,27 persen. Selain itu, industri menengah kecil yang mengalami kenaikan adalah dari bahan plastik dan karet yang tumbuh sekitar 4,52 persen.

BACA JUGA: Jokowi Gandeng TNI Awasi Warga Buang Sampah

"Bila kita mendengar kata plastik,saya jadi teringat sampah di Jakarta. Nah, jika ada teknologi pemisahan jenis sampah, kan ini bisa dikelola sebagai industri baru," ucapnya.

Rommy menjelaska pembuatan produk  bisa dilakukan dari hasil daur ulang sampah plastik dari jenis sampah organik. Hanya saja kata dia, dibutuhkan investasi untuk penelitian serta membuat pasar bagi produk-produk daur ulang. Beberapa kalangan beranggapan, faktor pertumbuhan suatu negara bisa bersaing dengan negara lain,jika ada investasi yang besar untuk penelitian agar produk barang bisa lebih inovatif dan berkualitas. "Persoalannya adalah, apakah kalangan bisnis dan pemerintah mau mensupport sektor menengah kecil ini?," ujarnya.

BACA JUGA: Minta TNI dan Satpol PP Awasi Warga Jorok

Jika dibandingkan tahun 2012, pertumbuhan produksi industri menengah kecil mengalami kenaikan sebanyak 11,3 persen. Namun, khusus industri tempe dan tahu mengalami penurunan di triwulan 2 dan 3 tahun 2013  karena harga kedelai yang tinggi. Padahal industri sektor makanan berpeluang sangat tinggi, terbukti mengalami pertumbuhan paling tinggi untuk sektor industri menengah kecil di DKI. (awa/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Jakarta Masih Jorok, Pemprov Diminta Tegas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler