jpnn.com - JAKARTA - Kementerian BUMN dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang pengembangan agroforestry. MOU yang diteken Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Ketua PBNU Said Aqil Siradj itu merupakan realisasi program kerjasama tentang pembangunan kawasan pedesaan melalui metode agroforestry.
Melalui kerjasama ini, nantinya Kementerian BUMN dan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdatul Ulama (LPPNU) bersama-sama membangun perekonomian desa yang berbasis pada produk pertanian dan kehutanan. Salah satunya yang sedang berjalan di bidang peternakan kelinci.
BACA JUGA: Dahlan Iskan Segera Putuskan BUMN Pembeli Lahan di Australia
Said Aqil meyakini kerjasama itu akan mampu membawa pemerataan ekonomi di pedesaan. Sebab, selama ini kebijakan perekonomian nasional hanya fokus soal pertumbuhan tanpa memperhatikan pemerataan.
"Pemerintah mengklaim terjadi 6,5 persen peningkatan ekonomi, tapi pemerataannya tidak ada," kata Said di hadapan Menteri BUMN Dahlan Iskan usai penanda tanganan kerjasama tersebut di kantor PBNU Jakarta, Kamis (1/8).
BACA JUGA: Anggap Lonjakan Harga Pangan Bukti Ketidakmampuan Pemerintah
Ia mencontohkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tidak menjangkau pengusaha bermodal cekak. "Yang menikmati adalah pengusaha dengan modal Rp 25 juta, yang modal dua juta tidak dapat," ucapnya.
Lebih lanjut Said mengatakan, pemerintah dalam hal ini BUMN harus hadir dalam usaha peningkatan perekonomian masyarakat pedesaan yang mayoritas penduduknya masih di bawah garis kemiskinan. "Pemerataan rizki itu seperti disabdakan oleh Rasulullah. Ini tanggung jawab pemerintah dan kami sebagai civil society memiliki kewajiban membantu usaha ini," tambahnya tegas.
BACA JUGA: Berdikari Jual Daging Sapi Murah Berkualitas
Sementara Dahlan Iskan menyebutkan kerjasama BUMN dan LPPNU secara khusus akan dijalankan oleh PT BUMN Lestari Hijau. Kerjasama ini bukan yang pertama kali, karena sejumlah BUMN lain sudah melaksanakannya di berbagai lokasi.
"Seperti yang baru saja saya tinjau di Bogor, yaitu pengembangbiakan kelinci. Di Jember pengembangbiakan kelinci juga sudah ada, sementara di Madura nanti yang dikembangbiakkan adalah sapi," kata Dahlan.
Mantan Dirut PLN itu mencontohkan peternak kelinci di Jember yang mulai tersentuh program BUMN. "Sementara ini peternak hanya memiliki kandang dengan kapasitas 300 ekor, dan itu akan ditingkatkan antara 3000 sampai 5000 ekor. Perhitungannya, setiap peternak yang memelihara 50 ekor kelinci akan memiliki pendapatan seperti pegawai, yaitu Rp 2 juta per bulan," ungkap Dahlan.
Sementara Direktur Utama PT BUMN Lestari Hijau Ali Rahman, mengemukakan gagasannya untuk memberikan hak kelola kawasan hutan kepada da'i dan da'iyah, yang sebelumnya sudah diberangkatkan ke daerah tertinggal. "Harapannya para da'i dan da'iyah itu tidak hanya melaksanakan tugas syiar agama, tapi juga memiliki pendapatan tetap atas pengabdiannya," harap Ali.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan: Pencuri Terang-Terangan Curi Minyak Pertamina
Redaktur : Tim Redaksi