jpnn.com - JATINANGOR - Sejumlah warga di Kecamatan Jatinangor geger menyusul informasi adanya dugaan perkelahian antar praja madya putri di Kampus IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) Jatinangor.
Berdasarkan informasi yang beredar di tengah masyarakat, perkelahian melibatkan lima praja madya putri IPDN, empat di antaranya MPR, IAN, DPS, dan FSR.
BACA JUGA: IRT Tewas Disabet Samurai
Menurut kabar yang berembus, sejumlah praja madya putri IPDN Jatinangor ini terluka karena disiram bahan kimia (sejenis air keras) oleh sesama praja madya putri. Kelima praja tersebut selanjutnya dirawat di RS Cicendo Kota Bandung.
Menanggapi hal ini, Kepala Biro (Kabiro) Kemahasiswaan IPDN, Bernhard didampingi Kepala Bagian (Kabag) Humas, Bisri dan Kepala Bagian Pengasuhan, Adam Ismail membantah terjadinya peristiwa tersebut.
BACA JUGA: Cinta tak Direstui, Satu Keluarga Tewas Dibunuh
"Tak benar ada perkelahian antar praja madya putri di Kampus IPDN," ujar Bernhard ditemui di Kampus IPDN Jatinangor, Selasa (29/4).
Hanya saja, Benhard membenarkan, telah terjadi kecelakaan yang mengakibatkan beberapa praja dirawat di RS Cicendo. Perisitiwa kecelakaan itu, lanjut Bernhard terjadi Minggu (27/4) seusai kegiatan jalan juang yang diikuti sebanyak 802 praja IPDN Jatinangor.
BACA JUGA: Penyidik Dalami Bukti Baru Kasus STIP
“Saat kegiatan tersebut mereka kecipratan air (lumpur tanah liat, red) yang menimbulkan iritasi pada bagian matanya. Maklum, pada saat itu hujan dan jalan berlumpur,” ungkapnya.
Selanjutnya, kata Bernhard, para praja yang terluka ini kemudian diberikan pertolongan pertama.
"Kegiatan itu tujuannya untuk mengukur rasa kebersamaan sekaligus upaya menekan emosi praja untuk bisa menaklukan Gunung Manglayang," kata Bernhard.
Bernhard mengatakan, kelima praja tersebut kini kembali mengikuti kegiatan kampus seperti biasa. Kini, kelima Praja Madya Putri IPDN tingkat 2 itu, kondisi kesehatannya membaik, hanya mereka masih syok.
Ia menegaskan kasus perkelahian antar praja putri IPDN itu tidak pernah terjadi.
“Bahkan, kabar terkait ada beberapa praja yang terluka akibat siraman bahan kimia (air keras) pun itu tak benar,” katanya.
Upaya memastikan informasi tersebut, Kapolres Sumedang AKBP Yully Kurniawan, SIK melalui Kapolsek Jatinangor Kompol Roedy de Vriest mengaku, sedang melakukan penyelidikan.
"Persoalan itu sudah kami koordinasikan dengan Satreskrim Polres Sumedang," terang Kapolsek. (bam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Ranmor di Sumsel Menurun
Redaktur : Tim Redaksi